Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeff Sebut AI Sedang dalam Fase 'Bubble', tapi Potensi Manfaatnya Besar

Kompas.com - 03/10/2025, 21:41 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Pendiri Amazon Jeff Bezos menilai industri artificial intelligence (AI) saat ini berada dalam fase “bubble” alias gelembung. Meski demikian, ia menegaskan AI merupakan teknologi nyata yang kelak mengubah seluruh industri.

“Ini semacam gelembung industri,” kata Bezos saat berbicara bersama CEO Exor dan Chairman Ferrari John Elkann di Italian Tech Week, Turin, Jumat (3/10/2025) dikutip dari CNBC.

Bezos menjelaskan, ciri utama bubble adalah harga saham yang terlepas dari fundamental bisnis. “Hal kedua yang terjadi, orang jadi sangat bersemangat, seperti sekarang pada AI,” ujarnya.

Baca juga: Pendiri DeepSeek Pede China Bisa Pimpin Industri AI

Menurut Bezos, dalam kondisi bubble, hampir semua ide mendapatkan dana.

“Ide yang bagus maupun ide yang buruk. Investor sulit membedakan di tengah euforia ini. Dan itu mungkin juga terjadi hari ini,” katanya.

Sebagai contoh, ia menyinggung fenomena perusahaan kecil dengan enam orang karyawan yang bisa mendapat miliaran dollar pendanaan.

“Ini perilaku yang sangat tidak biasa, tapi sedang terjadi sekarang,” kata Bezos, tanpa menyebut nama perusahaan.

Meski begitu, Bezos menilai bubble industri justru bisa berdampak positif.

Baca juga: ASN Muda Dibekali AI untuk Percepat Transformasi Layanan Publik

Ia mengingatkan pengalaman gelembung biotek dan farmasi pada 1990-an yang menghasilkan obat-obatan penting meski banyak perusahaan gagal.

Bubble industri tidak seburuk itu, bahkan bisa baik. Saat debu mereda dan pemenangnya terlihat, masyarakat mendapat manfaat dari inovasi itu,” ungkap Bezos.

“Hal itu juga akan terjadi di sini. AI nyata, dan manfaatnya bagi masyarakat akan sangat besar,” tambahnya.

Selain Bezos, sejumlah tokoh juga mewanti-wanti soal gelembung AI. CEO OpenAI Sam Altman pada Agustus lalu menyebut pasar AI berada dalam bubble.

Baca juga: Perusahaan Bakal Terapkan AI di Kedai Kopi, Petinggi Starbucks Mengundurkan Diri

CEO Goldman Sachs David Solomon turut menyampaikan kekhawatiran terkait pasar saham di tengah euforia AI. “Akan ada reset, ada penyesuaian, ada penurunan,” ujarnya di Italian Tech Week.

Sementara Karim Moussalem, Chief Investment Officer Selwood Asset Management, menilai perdagangan saham AI mulai menyerupai “salah satu mania spekulatif terbesar dalam sejarah pasar.”

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau