Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Brasil Puji Hilirisasi Nikel RI: Contoh Penting Bagaimana Menarik Investasi

Kompas.com - 24/10/2025, 08:06 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menilai Indonesia sudah berhasil melaksanakan hilirisasi nikel.

Oleh karenanya, Brasil menjadikan pengalaman hilirisasi Indonesia sebagai contoh dalam mengelola kekayaan alam.

Presiden Lula mengatakan, negaranya saat ini baru memetakan sekitar 30 persen dari hasil kekayaan alam.

Namun, hal itu sudah mampu menyumbang 10 persen cadangan mineral kritis dunia.

Baca juga: Lawan Dominasi China, Trump Gandeng Australia Teken Kesepakatan soal Mineral Kritis Senilai Rp 140 Triliun

"Pembentukan Dewan Nasional Mineral Kritis, yang berada langsung di bawah Presiden, akan menjadi langkah penting untuk memastikan kedaulatan kami. Kami menilai pengalaman Indonesia dalam mendorong hilirisasi nikel dan mineral lainnya di dalam negeri sebagai contoh penting bagaimana menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi," ujar Lula dalam forum bisnis Indonesia-Brasil di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

"Brasil tidak ingin terus menjadi sekadar pengekspor bahan mentah. Kami ingin menambah nilai di dalam negeri, dengan tanggung jawab lingkungan dan penghormatan terhadap masyarakat lokal," jelasnya.

Lula lantas menyinggung soal investasi perusahaan asal Brasil, Vale, yang sudah berlangsung sejak 1978 di kawasan tambang nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Menurutnya, pemerintah Brasil saat ini sedang mengembalikan kemampuan negara untuk merencanakan dan menarik lebih banyak investasi.

Brasil sedang melakukan modernisasi regulasi, inovasi, dan memperbaiki sistem kemitraan publik-swasta untuk investasi di masa depan.

Presiden Lula menyebut Indonesia saat ini merupakan investor terbesar ketiga dari Asia di Brasil. "Dengan total nilai investasi 1,8 miliar dollar AS di sektor minyak nabati, pulp dan kertas, tembakau, tekstil, dan logistik pelabuhan," ungkapnya.

Ajak Indonesia Terus Jalin Kerja Sama

Presiden Lula mengungkapkan, ia sudah pernah datang ke Indonesia pada 2008.

Ketika itu, Brasil dan Indonesia sudah menandatangani kemitraan strategis dalam lingkup kawasan ASEAN.

Ia mengatakan, sejak 2008 hingga 2024, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Brasil meningkat dari 2,2 miliar dollar AS menjadi 6,3 miliar dollar AS.

"Namun saya ingin menegaskan, angka itu masih terlalu kecil. Dua negara besar — satu dengan 280 juta penduduk dan yang lain dengan 215 juta penduduk — dengan begitu banyak kesamaan dan kebutuhan yang saling melengkapi, seharusnya bisa memiliki volume perdagangan jauh di atas 6,3 miliar dollar AS," tegasnya.

"Tapi belum terlambat untuk memperbaikinya. Kunjungan kenegaraan saya kali ini, yang merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Prabowo ke Brasil, adalah bukti bahwa Brasil sangat serius dalam memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia," jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau