SERANG, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada total 412.710 orang di Provinsi Banten tidak memiliki pekerjaan atau menganggur per Februari 2025.
Angka itu menjadikan Banten berada di posisi keempat terbanyak tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.
Gubernur Banten Andra Soni mengakui, persoalan pengangguran di wilayahnya menjadi kontradiktif karena ada 20 kawasan industri dengan ribuan pabrik, tetapi angka pengangguran masih tinggi.
"Saya selalu bilang bahwa paradoks kami ini punya industri besar, kawasan industri hampir 20, jumlah perusahaan, jumlah industri ribuan, tetapi justru tingkat pengangguran kami masih salah satu yang tinggi di Indonesia," kata Andra di Gedung Negara Banten, Serang, Selasa (21/10/2025).
Baca juga: KLH Ungkap Dua Jalur Utama Penyebaran Zat Radioaktif Cs-137 di Cikande Banten
Menurut Andra, sumber daya manusia (SDM) perlu disiapkan dengan keahlian atau kemampuan yang sesuai dengan pasar tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini.
Karena itu, konsep link and match harus diterapkan untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan siap kerja.
"Standar perusahaan itu tidak bisa lagi menggunakan pendekatan selain pendekatan profesional, disiplin, mentalitas, dan sebagainya," ujar Andra.
Untuk menjawab hal tersebut, lanjut Andra Soni, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan menjalin kesepakatan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Banten melalui program Apindo Daya Movement.
"Jadi, bagaimana kami bisa memberdayakan masyarakat Banten, kemudian bisa bersaing dalam mencari kerja dan juga terjamin karena saat dilakukan upaya-upaya itu user-nya ada,” kata dia.
Baca juga: Dana Desa Dikorupsi untuk Trading Forex, Bendahara di Serang Banten Dituntut 2,5 Tahun Penjara
Selain itu, lanjut Andra, investasi di Banten akan terus dibuka selebar-lebarnya yang diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.
Dengan begitu, kata Andra, dengan naiknya investasi diharapkan akan menurunkan angka pengangguran.
"Kalau dilihat dari hitung-hitungan Kementerian Investasi, setiap Rp 1 triliun investasi bisa menggerakkan sekitar 1.400 tenaga kerja," ujar Andra.
Kemudian, Pemprov bekerja sama dengan para pengusaha memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat usia produktif.
"Kemudian bisa tersalurkan bekerja di perusahaan-perusahaan investasi yang masuk ke Provinsi Banten," tandas dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa, mengatakan, melihat prospeknya, Banten memiliki banyak keunggulan secara geografis yang sangat strategis karena dekat dengan dua kota besar.
Selain itu, infrastruktur di Banten sudah lengkap dan tren investasi ke depan juga menunjukkan arah positif di sektor infrastruktur.
"Mulai dari pembangunan MRT, LRT Jakarta, jalan tol, pelabuhan, hingga penyediaan listrik dan fasilitas penunjang lainnya," kata Ameriza di Tangerang, Selasa (21/10/2025).
Dengan potensi besar tersebut, kata Ameriza, ia meyakini Banten akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, dan inklusif melalui penguatan investasi.
"Pertumbuhan ekonomi Banten saat ini tertinggi di Jawa, yakni 5,33 persen, lebih tinggi dari nasional. Jadi, memang masih ada ruang untuk terus meningkat," ucap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang