Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Juliana Marins Salahkan Pemandu, Tinggalkan Putrinya untuk Merokok

Kompas.com - 02/07/2025, 19:15 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Globo

BRASILIA, KOMPAS.com – Ayah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia usai jatuh dari tebing saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, Indonesia, angkat bicara mengenai dugaan kelalaian dalam insiden yang merenggut nyawa putrinya.

Dalam wawancara eksklusif dengan program Fantastico TV Globo yang tayang Minggu (29/6/2025), sang ayah, Manoel Marins, menuding pemandu wisata telah meninggalkan Juliana sendirian untuk merokok saat putrinya dalam kondisi kelelahan.

“Juliana bilang kepada pemandunya bahwa dia kelelahan, lalu si pemandu menyuruhnya duduk dan beristirahat. Kemudian, dia pamit merokok selama 5 sampai 10 menit. Untuk merokok! Ketika kembali, Juliana sudah tidak terlihat lagi,” ujar Manoel.

Baca juga: Brasil Akan Gugat Indonesia jika Kematian Juliana Marins di Rinjani Terbukti akibat Kelalaian

Menurut Manoel, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 pagi. Namun, pemandu baru kembali melihat keberadaan Juliana pada pukul 06.08, ketika ia merekam video korban dan mengirimkannya kepada atasannya.

Respons lambat dikecam

Selain menyayangkan kelalaian pemandu, Manoel juga menyoroti lambatnya respons dari pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani.

Menurutnya, tim pertolongan pertama baru dihubungi sekitar pukul 08.30, dan baru tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 siang.

“Peralatan satu-satunya yang mereka bawa hanya seutas tali. Mereka melemparnya ke arah Juliana. Dalam kondisi panik, si pemandu lalu mengikat tali ke pinggangnya dan mencoba turun tanpa alat pengaman,” tutur Manoel.

Tim Basarnas (Badan SAR Nasional) Indonesia baru dikerahkan kemudian, dan menurut keluarga, baru tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 malam. Jenazah Juliana baru ditemukan dua hari setelah insiden.

Hasil autopsi yang diumumkan pada Jumat lalu menyatakan bahwa Juliana meninggal karena pendarahan internal akibat cedera di bagian dada.

Diperkirakan, kematian terjadi 12 hingga 24 jam sebelum jenazah berhasil dievakuasi pada Rabu pagi.

Jeritan ibunda Juliana

Ibunda Juliana, Estela Marins, tak kuasa menyembunyikan kesedihannya atas tragedi ini.

“Ini menyakitkan sekali. Orang-orang ini telah membunuh anak saya,” ungkapnya dalam wawancara yang sama.

Manoel menambahkan, “Menurut saya, yang paling bertanggung jawab adalah pemandu yang meninggalkan Juliana selama 40 sampai 50 menit. Dia tidak menjaga Juliana, dan juga perusahaan wisata, yang menjual paket pendakian ini di kios-kios seolah-olah mudah dilakukan.

"Meski demikian, yang paling saya anggap bersalah adalah koordinator taman nasional. Dia terlambat menghubungi Basarnas," imbuhnya.

Baca juga: Banyak Dikritik, Kenapa Evakuasi Juliana Marins di Rinjani Begitu Lama?

Respons tim evakuasi Juliana Marins

Agam Rinjani, pria yang berhasil mengevakuasi jenazah Juliana Marins, pada Rabu (25/6/2025), membeberkan hambatan proses evakuasi.

Halaman:

Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau