Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Kebangkitan Jet Tempur China | Ancaman bagi F-22 dan F-35

Kompas.com - 06/09/2025, 07:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Berita-berita tentang jet tempur baru China memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.

Sementara itu, pesawat AirAsia dari Malaysia mendarat di bandara yang salah di Korea Selatan bulan lalu.

Berikut adalah rangkuman artikel-artikel Populer Global sepanjang Jumat (5/9/2025) hingga Sabtu (6/9/2025) pagi.

Baca juga: Cerita Demo Melbourne Bergerak, Amarah Diaspora RI pada Pemerintah Indonesia

1. Jet Siluman Baru China J-20S Jadi Ancaman bagi F-22 dan F-35 Amerika

Parade militer untuk memperingati Hari Kemenangan China pada Perang Dunia II, yang digelar Rabu (3/9/2025), menjadi ajang debut publik J-20S, jet siluman kursi ganda pertama di dunia.

Kehadirannya langsung menjadi sorotan karena disebut-sebut mampu menantang dominasi udara Amerika Serikat dengan F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.

Diketahui, J-20S merupakan varian terbaru dari J-20 Mighty Dragon yang dikembangkan Chengdu Aircraft Corporation.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Demonstran Anti-Imigran di Australia Serang Kamp Aborigin, Teriak Ini Tanah Kulit Putih

2. Kebangkitan Jet Tempur China: Dulu Tukang Tiru, Kini Ciptakan Generasi Keenam 

Untuk kali pertama, China memamerkan seluruh armada jet tempur siluman generasi kelima yang dimiliki dalam parade militer besar di Beijing, Rabu (3/9/2025).

Ada tiga jet tempur siluman generasi kelima yang dipamerkan dalam parade militer tersebut yakni J-20A, J-20S, dan J-35.

Dipamerkannya jet-jet siluman itu membuat dunia tercengang. Pasalnya, "Negeri Panda" dulu hanya bisa meniru, tapi kini sudah melompat lebih jauh.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Bisakah Manusia Hidup Abadi, seperti Obrolan Xi Jinping-Putin?

3. Kisah AS Diam-diam Borong 21 Jet Tempur Soviet MiG-29 demi Gagalkan Iran

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat (AS) membeli 21 jet tempur MiG-29 buatan Soviet dari Moldova pada 1997.

Langkah itu dilakukan secara rahasia demi mencegah jet-jet tersebut jatuh ke tangan Iran, yang saat itu berupaya memperkuat kemampuan militernya.

AS tak mau militer Iran mendominasi Timur Tengah sekaligus meningkatkan kapasitas pengiriman senjata nuklir.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Trump Ogah Terus Lindungi Eropa dari Rusia, Akan Setop Bantuan Militer

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau