Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Awan Hitam di Subang, Ini Kata BMKG…

Kompas.com - 30/10/2025, 09:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Di atas langit Subang, Jawa Barat, sempat muncul gumpalan awan hitam yang membuat warga heboh, Jumat (24/10/2025).

Fenomena itu terekam kamera dan viral di media sosial melalui akun @andreli_48 pada Selasa (28/10/2025).

Dalam unggahan tersebut, beberapa warga Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, menyebut awan hitam itu seperti awan Kinton, jenis awan fiksi yang populer di anime Jepang Dragon Ball.

Baca juga: Asal-usul Busa Hitam Misterius di Subang Terungkap, Ternyata Bukan Fenomena Alam

Warga juga mengaku mencium bau yang tidak enak ketika awam hitam tersebut jatuh ke persawahan dan jalanan di lingkungan sekitar.

BMKG: awan hitam kemungkinan hasil proses industri

Tangkapan layar video yang merekam busa limbah terbang ke area permukiman warga di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.Tangkapan layar Instagram Radar Cianjur Tangkapan layar video yang merekam busa limbah terbang ke area permukiman warga di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan, fenomena itu dipastikan bukan berasal dari atmosfer atau fenomena cuaca.

Ia mengatakan, kondisi cuaca Subang pada Senin, 27 Oktober 2025 tercatat normal.

Pagi hari berawan dan sore terpantau awan hujan di sebagian wilayah Subang bagian selatan.

Ia menduga, fenomena berupa gumpalan hitam kemungkinan besar berasal dari aktivitas di permukaan bumi, seperti proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya.

Sehingga, aktivitas itu menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan, lalu terangkat oleh angin.

BMKG menyerahkan pemeriksaan lebih lanjut kepada instansi terkait.

“Untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan dilakukan pemeriksaan oleh instansi seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat,” kata Teguh, seperti yang dikutip Wartakota Live, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Misteri Busa Hitam di Langit Subang, Dinas LH: Perlu Dicek di Lab

Dinas LH akan telesuri asal awan hitam

Sementara itu, Kepala Dinas LH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengungkapkan pihaknya belum menerima laporan resmi terkait fenomena awan hitam tersebut.

Meski demikian, DLH Jabar segera menelusuri asal-usul busa hitam.

“Kami tindaklanjuti,” kata Ai, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (28/10/2025).

Halaman:


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau