Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Tujuh, Jejak Garam Jepang di Bangka Tengah, dari Produksi Perang ke Destinasi Wisata

Kompas.com - 21/09/2025, 20:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Di pesisir Tanjung Langka, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tujuh lubang berdiameter lebih dari satu meter tetap berdiri kokoh meski usianya telah melewati delapan dekade.

Lubang-lubang ini dikenal sebagai Sumur Tujuh atau “Sumor Tujuh” dalam bahasa lokal Bangka.

Dari kejauhan, bentuk sumur tampak sederhana, hanya lingkaran batu di tepi pantai. Namun, semakin mendekat, kesunyian yang menyelubungi Sumur Tujuh seakan menyimpan gema masa lalu yang jarang dibicarakan.

Dinding sumur yang tebal dan ditumbuhi lumut menjadi saksi bisu upaya Jepang memproduksi garam di Pulau Bangka pada masa Perang Dunia II.

Keberadaan tujuh sumur yang berjejer ini bagaikan jendela kecil yang menyingkap sejarah ketika sebuah pulau kecil ikut terseret arus peperangan global.

Masyarakat Bangka Tengah menilai situs ini sebagai warisan sejarah lokal yang sarat makna, sekaligus penanda pentingnya menjaga ingatan sejarah daerah.

Baca juga: Mengenang Sejarah Perobekan Bendera di Hotel Yamato lewat Teatrikal Surabaya Merah Putih

Sejarah Sumur Tujuh, Garam untuk Perang

Pendudukan Jepang di Bangka dimulai pada Februari 1942. Selain menguasai tambang timah untuk mendukung mesin perang,

Jepang juga menempatkan perhatian pada produksi pangan strategis, termasuk garam.

Garam dibutuhkan untuk mengawetkan makanan bagi prajurit Jepang yang bertugas di berbagai wilayah pendudukan.

Sekitar tahun 1943, Jepang membangun tujuh sumur di Pantai Tanjung Langka.

“Sumur itu bukan untuk mengambil air tawar, melainkan menampung air laut. Air laut dipompa atau diangkut ke sumur, dibiarkan menguap di bawah terik matahari, kemudian kristal garam dikumpulkan dalam wadah bambu sebelum dikirim untuk logistik tentara,” ujar sejarawan Kepulauan Bangka Belitung, Akhmad Elvian.

Menurut Elvian, Jepang tidak bisa lagi bergantung pada suplai dari luar, sehingga produksi garam lokal menjadi sangat penting.

Baca juga: Sejarah Hari Perdamaian Internasional: 21 September

Sumur Tujuh menjadi salah satu titik produksi yang strategis pada masa pendudukan.

Meski sudah dikenal publik, pelestarian Sumur Tujuh masih jauh dari ideal. Dinding sumur mulai rapuh, sementara ancaman abrasi pantai terus mengintai.

Penelitian akademik tentang Sumur Tujuh juga masih minim karena banyak arsip Jepang yang hilang atau dimusnahkan, serta laporan Belanda pascaperang jarang menyebut fasilitas kecil semacam itu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau