Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Pemerintah dan DPR, Mahfud: Urus Negara Tak Seperti Urus Warkop

Kompas.com - 04/09/2025, 14:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan periode 2019-2024, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa unjuk rasa besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir disebabkan oleh sikap pejabat yang tidak responsif terhadap masukan masyarakat.

Mahfud menilai bahwa pemerintah dan DPR terlihat tidak serius dalam menanggapi keluhan tersebut.

"Pokok masalahnya itu akumulasi kekecewaan publik terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang tidak pernah ditanggapi serius. Jadi bertumpuk-tumpuk masalah, enggak ditanggapi, terkadang malah hanya ditawa, diketawain, disindir, macam-macam," ujar Mahfud saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, pada Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Sorot Prabowo Undang Ormas Islam Respons Demo, Mahfud: Ini Bukan Masalah Agama

Namun, Mahfud menyatakan bahwa saat ini pemerintah mulai menanggapi masukan dari masyarakat dengan lebih serius.

Ia menekankan bahwa peristiwa unjuk rasa ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan DPR.

"Ya, kita belajarlah dari pengalaman itu untuk menjadi lebih baik, karena ngurus negara ini tidak seperti ngurus warung kopi. Bisa dibawa bergurau karena orangnya sedikit. Kurang gula sedikit, tambah dikit, ini terlalu manis, tambah airnya dan sebagainya," tambah Mahfud.


Mahfud menjelaskan bahwa selama ini, tanggapan pemerintah dan DPR terhadap masukan masyarakat dianggap kurang berkualitas, sehingga muncul gerakan-gerakan organik yang awalnya terjadi di satu atau dua daerah.

Gerakan-gerakan itu kemudian berkembang dan bergerak bersama pada waktu yang sama.

"Tanggapannya terhadap berbagai persoalan itu kurang berkualitaslah. Sehingga muncul gerakan-gerakan yang sifatnya organik yang tadinya satu-satu ada di sana, di sana, lalu bergerak bersama di hari yang sama, di hari yang sama karena pemicu yang sama," kata Mahfud.

Baca juga: Isu Demo Dibiayai Asing, Mahfud MD: Saya Enggak Percaya Sama Sekali

Sebelumnya, Mahfud juga menilai bahwa demonstrasi besar yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan bentuk protes organik dari masyarakat terhadap berbagai persoalan yang belum terselesaikan oleh pemerintah.

Namun, ia mengingatkan bahwa demonstrasi tersebut disayangkan berakhir dengan adanya tindakan perusuh.

“Demo kayak kemarin besarnya coba. Ada orang mengatakan itu ada yang membiayai, orang asing, dimotori, ya mungkin iya ya, kita boleh curiga. Tapi saya sama sekali enggak percaya," ungkap Mahfud dalam tayangan YouTube Mahfud MD Official berjudul "Mahfud MD Soal Demo, Sikap Pemerintah dan Lemahnya Penegakan Hukum", yang dikutip pada Selasa (2/9/2025).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Yogyakarta
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Yogyakarta
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Yogyakarta
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Yogyakarta
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Yogyakarta
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Yogyakarta
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Yogyakarta
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Yogyakarta
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Yogyakarta
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Yogyakarta
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Yogyakarta
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau