Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan Kehati Fasilitasi Inovasi Lingkungan dari Pelajar dan Mahasiswa di Bogor

Kompas.com - 05/11/2024, 10:20 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Yayasan Kehati mendorong inovasi dua kelompok pelajar dan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan lingkungan.

Kedua kelompok tersebut dipilih setelah mengikuti seleksi ketat dari 17 kelompok peserta dalam Biodiversity Warrior (BW) Camp 2024 yang digelar di Ciputri Camping Ground, Gunung Bunder, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama tiga hari, mulai Jumat (1/11/2024) hingga Minggu (3/11/2024).

“Sudah saatnya kita memberikan ruang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk berkreativitas dalam program penyelamatan lingkungan. Mereka harus menjadi aktor utama dalam menentukan masa depan mereka sendiri,” kata Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati, Rika Anggraini.

Baca juga: Kehati Awards 2024 Digelar, Pendaftaran hingga 8 Juli

Rika menjelaskan bahwa krisis keanekaragaman hayati dan tantangan lingkungan global, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah, masih menjadi masalah serius.

Berbagai langkah mitigasi dan adaptasi dirasa masih kurang efektif dalam mengatasi dampak kerusakan lingkungan.

Melalui BW Camp, Kehati berharap dapat melibatkan generasi muda untuk berinovasi dalam membantu percepatan pemulihan lingkungan.

Baca juga: Temuan Studi: Tak Ada Karbon yang Diserap Alam Sepanjang 2023

“Mereka diharapkan dapat memahami permasalahan lingkungan yang sedang terjadi dan mengambil tindakan nyata untuk menjadikan Planet Bumi tempat tinggal yang lebih baik,” ujarnya.

Dua kelompok terpilih yang akan menjalani proses mentoring selama tiga bulan ke depan untuk merealisasikan inovasi mereka adalah Yapeka dan Yayasan Pojok Rakyat Nusantara.

Kelompok Yapeka menciptakan platform digital berbasis citizen science bernama JumpaDugong.

Platform ini bertujuan mengatasi kurangnya data histori dan dokumentasi distribusi serta populasi dugong di Indonesia.

Baca juga: DJKA Dorong Masyarakat Beralih ke Kereta Api sebagai Transportasi Utama

Partisipasi masyarakat akan dimanfaatkan dalam pengumpulan data, yang kemudian diverifikasi dan dianalisa dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Sementara itu, Yayasan Pojok Rakyat Nusantara fokus pada pengelolaan hak guna pakai oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melalui pengembangan program ekonomi berbasis spesies tanaman endemik.

Program ini membantu mahasiswa pertanian memahami aspek penelitian, pengembangan, dan operasional usaha dalam konservasi alam.

Proyek ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar kawasan konservasi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bisa Hasilkan 40 Galon Per Jam
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bisa Hasilkan 40 Galon Per Jam
Megapolitan
Polisi Jadwal Ulang Pemanggilan Sherina Munaf Soal Kucing Uya Kuya
Polisi Jadwal Ulang Pemanggilan Sherina Munaf Soal Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Motif Pria Aniaya Sekuriti di Depok, Tersinggung Saat Ditegur gara-gara Portal Tutup
Motif Pria Aniaya Sekuriti di Depok, Tersinggung Saat Ditegur gara-gara Portal Tutup
Megapolitan
Bareskrim dan Kompolnas Kumpulkan Rekaman CCTV di Lokasi Affan Dilindas Rantis
Bareskrim dan Kompolnas Kumpulkan Rekaman CCTV di Lokasi Affan Dilindas Rantis
Megapolitan
Arus Lalu Lintas Jalan Gatot Subroto Ramai Lancar Jelang Demo di DPR
Arus Lalu Lintas Jalan Gatot Subroto Ramai Lancar Jelang Demo di DPR
Megapolitan
Gerakan BEM UI dalam Aksi Rakyat Tagih Janji dan 17+8 Tuntutan
Gerakan BEM UI dalam Aksi Rakyat Tagih Janji dan 17+8 Tuntutan
Megapolitan
Ketua Komnas HAM Diminta Mundur jika Tak Tuntaskan Kasus Munir hingga 8 Desember 2025
Ketua Komnas HAM Diminta Mundur jika Tak Tuntaskan Kasus Munir hingga 8 Desember 2025
Megapolitan
Depot Air Minum Gratis di Sunter Agung Dibangun dengan Dana Swadaya Koperasi
Depot Air Minum Gratis di Sunter Agung Dibangun dengan Dana Swadaya Koperasi
Megapolitan
Pramono Ungkap Alasan Dipajangnya Puing Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta
Pramono Ungkap Alasan Dipajangnya Puing Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Massa Desak Komnas HAM Tetapkan Kasus Munir sebagai Pelanggaran Berat hingga 8 Desember
Massa Desak Komnas HAM Tetapkan Kasus Munir sebagai Pelanggaran Berat hingga 8 Desember
Megapolitan
Pramono Dorong PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi Demokrat Ingatkan Risiko Komersialisasi
Pramono Dorong PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi Demokrat Ingatkan Risiko Komersialisasi
Megapolitan
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bakal Diresmikan Pekan Ini
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bakal Diresmikan Pekan Ini
Megapolitan
Pria yang Aniaya Sekuriti di Depok Disebut dalam Pengaruh Alkohol
Pria yang Aniaya Sekuriti di Depok Disebut dalam Pengaruh Alkohol
Megapolitan
Bagaimana Progres Pemenuhan 17+8 Tuntutan Rakyat?
Bagaimana Progres Pemenuhan 17+8 Tuntutan Rakyat?
Megapolitan
Ketua Komnas HAM Temui Massa Aksi Munir, Sampaikan Perkembangan Penyelidikan
Ketua Komnas HAM Temui Massa Aksi Munir, Sampaikan Perkembangan Penyelidikan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau