JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Ahmad Sahroni Center (ASC) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, ditutup dan dijaga ketat oleh warga usai terjadi kasus penjarahan di rumah Anggota DPR RI nonaktif, Ahmad Sahroni, pada Sabtu (30/8/2025) lalu.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Kamis (4/9/2025), ASC berada di dekat rumah Sahroni yang dijarah kelompok orang tak dikenal (OTK).
Saat ini, baik akses menuju rumah maupun kantor ditutup dan dijaga ketat oleh warga sekitar.
Baca juga: Jam Tangan Ahmad Sahroni Dikembalikan Usai Diambil, Orangtua Pelaku: Bukan Haknya
Bahkan, awak media tidak diperkenankan mendekat ke sekitar lokasi. Warga hanya memperbolehkan media mengambil foto dari balik portal.
Bukan hanya itu, di depan gang rumah dan kantor Sahroni juga dipasangi spanduk bertuliskan 'Dilarang masuk, kecuali warga RT 06, RT 08. Kami tidak ingin kenyamanan kami terganggu'.
Salah satu warga yang menjaga portal, Mahmud (39), mengatakan, penjagaan ketat itu sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu.
"Itu tiga hari yang lalu, sejak insiden terjadi langsung kita jaga karena tidak boleh ada yang kedua kalinya, karena kita demi kenyamanan warga saja," ucap Mahmud saat diwawancarai di lokasi, Kamis.
Penjagaan dilakukan oleh warga selama 24 jam dengan cara bergantian.
Mahmud mengaku tak mengetahui sampai kapan penjagaan tersebut akan dilakukan.
Baca juga: Polisi Periksa Lima Orang Terkait Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni
"Kalau masalah itu, kita menunggu info selanjutnya dari kelurahan, dari RT. Sampai kapan (penjagaan) kita belum tahu," ucap Mahmud.
Saat ini, terdapat beberapa ajudan di dalam rumah Sahroni. Kompas.com juga sudah meminta izin untuk bertemu dan melakukan wawancara dengan perwakilan ajudan.
Namun, ajudan tersebut tidak berkenan untuk ditemui dan memberikan keterangan apa pun.
Diberitakan sebelumnya, rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah beramai-rama oleh kelompok orang tak dikenal (OTK), Sabtu (30/8/2025) sore.
Penjarahan tersebut terjadi imbas banyaknya masyarakat yang geram mendengar pernyataan Sahroni ketika mengomentari soal desakan membubarkan DPR.
Desakan pembubaran DPR itu muncul usai ramainya berita kenaikan gaji para anggota dewan yang mencapai ratusan juta rupiah.
Baca juga: Kasus Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya
Bagi Sahroni, orang yang ingin membubarkan DPR memiliki "mental tolol". Pernyataan tersebut pun menuai banyak kecaman.
Sebab itu, banyak masyarakat yang marah dan menggeruduk serta menjarah rumah Sahroni.
Imbasnya, hampir semua barang berharga milik Sahroni seperti tas mewah, jam tangan, uang, dan lainnya hilang dicuri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini