Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Kolaborasi OVO dan Superbank, Menabung Digital Makin Mudah Tanpa Biaya Admin

Kompas.com - 07/05/2025, 20:17 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – OVO dan PT Super Bank Indonesia (Superbank) berkolaborasi meluncurkan OVO Nabung by Superbank, Rabu (7/5/2025). Produk ini memungkinkan pengguna menabung langsung lewat aplikasi OVO tanpa biaya administrasi dan tetap memperoleh bunga kompetitif hingga 5 persen per tahun.

Inovasi tersebut mengusung konsep rek-wallet—rekening tabungan digital yang menyatu dengan dompet digital. Pengguna cukup melakukan upgrade ke OVO Premier untuk langsung memiliki rekening Superbank yang sepenuhnya terintegrasi dengan ekosistem OVO.

Tak hanya bebas biaya admin, OVO Nabung juga tidak memiliki batasan saldo minimum. Dengan begitu, pengguna dari berbagai latar belakang dapat menikmati layanan keuangan digital secara praktis dan menguntungkan.

Baca juga: Cara Transfer OVO ke DANA dan Sebaliknya, Ini Kode dan Biaya Adminnya

“Peluncuran OVO Nabung merupakan langkah penting dalam memperkuat peran teknologi oleh OVO dan Superbank untuk menghadirkan akses keuangan yang lebih merata bagi masyarakat,” ujar Chief Operating Officer OVO Eddie Martono dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu.

Adapun bunga hingga 5 persen per tahun yang ditawarkan pihaknya, tambah dia, menjadi yang tertinggi di antara produk rek-wallet lainnya.

Sementara itu, Chief Business Officer Superbank Sukiwan,menambahkan bahwa dengan OVO Nabung, pihaknya memperkenalkan cara baru untuk menabung secara fleksibel langsung dari aplikasi yang sudah digunakan jutaan orang.

“Ini adalah bagian dari strategi ekosistem Superbank yang kami bangun sejak hadir di aplikasi Grab pada Juni 2024,” jelasnya.

Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia mengaku bahwa pihaknya telah dipercaya oleh lebih dari 3 juta nasabah—sebuah capaian yang mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap solusi keuangan yang mudah, aman, dan relevan.

Baca juga: OVO Ajak Masyarakat Lapor Judi Online lewat Gebuk Judol

“Dengan OVO Nabung, kami memperluas jangkauan dan memperkenalkan cara baru untuk menabung secara fleksibel langsung dari aplikasi yang sudah digunakan jutaan orang. Inilah bentuk nyata bagaimana teknologi dan kemitraan dapat menyederhanakan pengalaman finansial tanpa mengurangi manfaatnya,” sambungnya

Peluncuran tersebut juga dinilai sejalan dengan tren keuangan digital di Indonesia. Riset Studi Analisis Ekosistem dan Persepsi terhadap Bank Digital di Indonesia dari Populix mencatat 54 persen Gen Z dan Milenial menggunakan bank digital terutama untuk top-up e-wallet.

Hal itu mencerminkan adanya pergeseran dalam perilaku finansial, khususnya di kalangan generasi muda, dari sistem keuangan konvensional menuju solusi digital yang lebih praktis.

Sementara itu, riset dari JakPat pada paruh kedua 2024 juga menunjukkan, 94 persen Gen Z di Indonesia menggunakan e-wallet, baik untuk transaksi offline maupun online, terlebih 60 persen di antaranya menjadikannya sebagai tempat menyimpan dana, mempertegas peran e-wallet yang tidak hanya sebagai alat bayar, namun juga instrumen simpanandana.

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Yanti Pusparini, menyebut bahwa kolaborasi antara penyedia uang elektronik dan bank digital seperti ini dapat membuka akses keuangan lebih luas.

Baca juga: Ikuti Arahan Menkomdigi, Grab dan OVO Blokir Transaksi Judi Online

“Produk ini diharapkan bisa mendorong pengguna uang elektronik yang belum terdaftar (unregistered) untuk menjadi pengguna terdaftar, sehingga proses verifikasi identitas juga semakin baik,” ujarnya.

Sebagai informasi, OVO Nabung by Superbank yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga aman menjadi pilihan fitur rek-wallet yang #GakAdaRuginya dengan berbagai manfaat menguntungkan.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau