Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Ingin Cabut SVLK untuk Dorong Ekspor Furnitur, Koordinasi dengan Kemenhut

Kompas.com - 21/05/2025, 17:07 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) ingin mencabut sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) atau V-legal untuk mendorong ekspor furnitur dan kerajinan kayu.

SVLK adalah salah satu syarat agar produk kayu dapat diekspor, berfungsi memastikan produk kayu dan bahan baku diperoleh atau berasal dari sumber yang asal-usulnya dan pengelolaannya memenuhi aspek legalitas.

“Supaya ekspor di luar UK (United Kingdom) dan Uni Eropa itu sifatnya tidak wajib (SVLK), kecuali memang eksportinya menginginkan ya silakan. Tetapi khusus produk furnitur dan kerajinan,” kata Menteri Perdagangan Budi Santoso usai launching IFEX 2026 di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (21/5/2025).

Baca juga: Ekspor Furnitur RI 53 Persen ke AS, Industri Terguncang jika Tarif Efektif

“Kalau produk kayu, balok kayu dan sebagainya ya kami sepakat tetap dengan SVLK,” tutur dia.

Mendag Budi mengatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk pencabutan SVLK.

Diskusi juga digelar dengan para asosiasi.

“V-legal boleh tapi hanya untuk negara yang membutuhkan, misalnya Inggris dan Uni Eropa. Itu kan yang membutuhkan sekarang. Tapi ke negara lain sih kami mengusulkan sebaiknya enggak perlu V-legal,” kata Budi.

Budi mengatakan, usulan deregulasi ekspor itu untuk memperluas pasar mebel dan furnitur. Menurut dia, ekspor furnitur RI sudah mulai kalah dengan Vietnam dan Malaysia.

“Seperti Vietnam, dengan Malaysia saja kita sudah mulai kalah. Jangan sampai kita tertinggal oleh negara-negara ASEAN, salah satunya bagaimana kita mendorong ekspor kita salah satunya deregulasi kebijakan,” ujar Budi.

Pada tahun 2020, Kemendag sebenarnya mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 15 Tahun 2020 yang menghapus SVLK sebagai syarat ekspor.

Namun, belum sampai kebijakan itu diterapkan, Permendag kemudian dicabut.

Dalam acara yang sama, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, pasar mebel dan furnitur RI masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS).

Abdul mengatakan, sekitar 53 persen ekspor furnitur Indonesia ke Negara Paman Sam.

AS masih menjadi negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Kemendag, nilai ekspor furnitur RI mencapai 1,88 miliar dollar AS pada 2024 dan 515,75 juta dollar AS pada Januari-Maret 2025.

Baca juga: Nvidia Kehilangan Separuh Pasar China, CEO Jensen Huang Kritik Kebijakan Ekspor AS

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau