JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pakar keuangan menyarankan individu untuk menyimpan dana darurat setara pengeluaran tiga hingga enam bulan.
Namun, inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan volatilitas di pasar kerja dapat membuat tujuan tabungan yang statis menjadi tidak berkelanjutan, membuat individu merasa rentan meskipun mereka telah mencapai target dana darurat.
Intinya, dana darurat setara pengeluaran enam bulan tidaklah cukup. Berikut alasannya, dikutip dari Nasdaq, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Kelas Menengah, Ini 5 Cara Menyiapkan Dana Darurat
Ilustrasi inflasi. “Inflasi mengikis daya beli uang tunai, yang berarti dana darurat yang sama yang disimpan lima tahun lalu mungkin tidak mencukupi seperti sekarang,” kata Melissa Pavone, pendiri Mindful Financial Partners.
“Biaya-biaya penting seperti bahan makanan, sewa, dan utilitas meningkat, sehingga penting untuk menyesuaikan dana darurat,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, dana darurat yang stagnan bisa membuat individu kekurangan dana saat krisis yang sesungguhnya.
"Jadi, penting untuk meninjau dan menyesuaikan target tabungan secara berkala agar sesuai dengan pengeluaran saat ini," ungkap Pavone.
Baca juga: 6 Tempat Menyimpan Dana Darurat, Mana yang Paling Cocok Buat Kamu?
Target dana darurat Anda, imbuh dia, harus didasarkan pada gaya hidup, keamanan kerja, kewajiban keuangan, dan kondisi ekonomi.
“Peristiwa alam seperti badai, kebakaran hutan, banjir, dan lainnya dapat menyebabkan perbaikan yang mahal, biaya evakuasi, atau perumahan sementara,” sebut Candice Towers, manajer program kesejahteraan finansial di Lake Trust Credit Union.