Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tomat, cabai rawit, dan bawang putih.
Baca juga: Apa Itu Deflasi? Kenali Arti, Penyebab, dan Dampaknya bagi Masyarakat
Selanjutnya, komponen harga diatur pemerintah (administered prices) juga mengalami deflasi, dengan andil deflasi 0,02 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini adalah tarif angkutan udara dan bensin.
Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi, dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah biaya kuliah akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan dan biaya SD.
Menurut wilayah, secara bulanan tercatat 27 provinsi mengalami deflasi, dan 11 provinsi mengalami inflasi.
Baca juga: BPS Catat Fenomena Langka, Sektor Transportasi Deflasi pada Ramadhan 2025
Deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara, yaitu sebesar 1,90 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yaitu sebesar 1,37 persen.
Secara tahunan (year on year/yoy), pada Agustus 2025 terjadi inflasi sebesar 2,31 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 108,51 pada Agustus 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 3,99 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 1,14 persen.
Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah bawang merah, beras, ikan segar, minyak goreng, tomat, kopi bubuk, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Baca juga: Sri Mulyani: Deflasi Terjadi karena Kebijakan Harga, Bukan Konsumsi Lemah