KOMPAS.com - Arif Budimanta, ekonom senior yang pernah menduduki posisi Staf Khusus Presiden RI ketujuh Joko Widod (Jokowi), meninggal dunia pada Sabtu (6/9/2025) dini hari, pukul 00.06 WIB.
Almarhum yang terakhir menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah ini meninggal di usia 57 tahun.
Arif Budimanta dikenal luas sebagai ekonom yang aktif menyuarakan pemikirannya soal pembangunan, UMKM, maupun ekonomi moneter.
Di lingkaran pemerintahan, ia sempat menduduki sejumlah posisi strategis. Arif pernah menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional pada 2016–2019, serta Senior Advisor Menteri Keuangan pada 2014–2016.
Di periode kedua pemerintahan Jokowi, ia dipercaya sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Baca juga: Bahlil Antarkan Arif Budimanta ke Tempat Peristirahatan Terakhir di TPU Layur
Arif Budimanta memiliki nama lengkap Arif Budimanta Sebayang. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 15 Maret 1968.
Ia menamatkan pendidikan menengah di SMA Negeri 4 Medan (1986), sebelum melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Dari kampus tersebut, ia meraih gelar sarjana Ilmu Tanah pada 1990.
Arif kemudian menekuni studi pascasarjana di bidang Ekonomi Sumber Daya Alam. Perjalanannya berlanjut hingga memperoleh gelar doktor dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Ia juga memperdalam pengetahuan di sejumlah institusi internasional, seperti University of Chicago, Harvard Business School, hingga mengikuti ASEAN-ROK Next Generation Opinion Leaders Program yang digelar The Korea Foundation pada 2015.
Selain dikenal sebagai akademisi dan ekonom, Arif juga pernah menapaki karier politik. Ia tercatat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2009–2014, sekaligus menjabat Wakil Ketua Fraksi PDI-P di MPR RI.
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah Kenang Arif Budimanta: Sosok Ikhlas dan Penuh Dedikasi
Sebelumnya, Arif sempat menjadi Ketua DPP PDI-P (2005–2010) dan aktif di organisasi lain, antara lain sebagai Ketua Departemen Ekonomi KAHMI (2013–2016).
Selama berada di Senayan, ia menggagas pembentukan Kaukus Ekonomi Konstitusi, sebuah forum yang mendorong agar indikator kesejahteraan masyarakat masuk dalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di luar aktivitas politik, Arif Budimanta menekuni dunia akademik. Ia menjadi pengajar di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan.
Pemikirannya banyak dituangkan dalam tulisan di berbagai media, mulai dari Harian Kompas, Jakarta Post, Majalah Prisma, hingga jurnal dan buku internasional.
Beberapa karyanya yang cukup dikenal antara lain Indonesia Masa Kini dan Masa Depan dalam Membangun Kemandirian Indonesia (1994), serta Corporate Social Responsibility: Jawaban bagi Model Pembangunan di Indonesia Masa Kini (2004).
Baca juga: Arif Budimanta, Politisi PDI-P yang Jadi Staf Khusus Presiden
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini