JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih memiliki prospek positif, tetapi tetap dengan volatilitas tinggi pada kuartal IV-2025.
Kiwoom Research mempertahankan target IHSG akhir tahun pada kisaran 7.850-8.000, atau tergolong konservatif atau moderat.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan, IHSG melemah 62,18 poin atau 0,77 persen ke level 8.061,06 pada perdagangan terakhir September 2025.
Baca juga: IHSG Awal Bulan Menguat, Kurs Rupiah Kembali Lesu
Ilustrasi saham. Ia menambahkan, dalam pergerakan saham pada kuartal IV-2025, faktor domestik akan menjadi penentu antara lain penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada September lalu dan intervensi agresif BI di pasar valas dan SBN.
Selain itu, faktor lain seperti stabilitas rupiah, rilis kinerja emiten pada kuartal III-2025, hingga potensi window dressing akhir tahun juga bisa menjadi katalis positif dari sisi domestik.
Selanjutnya, Liza menyebut, faktor eksternal yang mungkin menjadi penggerak IHSG misalnya adanya kebijakan tarif The Fed, pergerakan dollar AS, eskalasi tarif Trump dan tensi dagang, serta dinamika harga komoditas global.
Baca juga: IHSG Awal Bulan Diprediksi Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu
Lebih lanjut, Liza bilang, arus dana asing masih menjadi tekanan. Sebagai gambaran, pada akhir kuartal III-2025, Kiwoom Sekuritas mencatat net sell massive Rp 1,25 triliun di pasar reguler.
"Sehingga bulan September outflow mencapai Rp 9,45 triliun," imbuh dia.
Sedangkan secara kuartalan, pasar modal membukukan jual bersih Rp 6,28 triliun.
Walau demikian, Liza bilang, peluang inflow selektif masih terbuka melalui katalis rebalancing Morgan Stanley Captal International (MCSI).