Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Sudah Diketahui, Bos Freeport Ungkap Kendala Evakuasi 5 Karyawan yang Terjebak Longsor

Kompas.com - 02/10/2025, 19:02 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas memastikan lokasi lima pegawai yang terjebak longsor di tambang Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah sudah terdeteksi.

Namun tim penyelamat masih belum bisa menjangkau titik tersebut karena tertutup material longsor dengan volume sekitar 700.000 ton.

"Lima masih belum dapat kami capai. Lokasi kami sudah ketahui keberadaannya di sekitar mana, tapi belum bisa kami capai karena jumlah material basah itu yang luar biasa besar," kata Tony di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Baca juga: Bos Freeport Tegaskan Produksi Katoda dan Emas Tetap Sesuai Target Meski Ada Longsor

Ia menjelaskan tim berusaha menembus material longsor sedikit demi sedikit.

"Kami masih (berusaha), kadang-kadang maju 20 meter kemudian dia (lima karyawan) turun lagi. Jadi mundur dalam satu hari. Tapi Alhamdulillah sudah bergerak lebih maju lagi, sekarang tinggal sekitar 80 meter lagi untuk mencapai lokasi yang kami duga mereka berada di situ," ujarnya.

Tony mengakui volume longsoran membuat penyelamatan sangat sulit. Namun ia berharap dalam empat hingga lima hari ke depan tim sudah bisa mencapai titik pekerja yang masih terjebak.

Longsor material di tambang bawah tanah GBC terjadi pada 8 September 2025.

Sebanyak tujuh pekerja menjadi korban, dua di antaranya ditemukan meninggal pada 20 September, sementara lima lainnya masih dalam pencarian.

Baca juga: Kata Bos Freeport Soal Divestasi Saham 12 Persen untuk RI

Produksi Freeport berhenti sejak 8 September

Tony menyebut longsor tersebut membuat produksi Freeport berhenti total sejak 8 September 2025.

"Kita evakuasi dan kita stop semuanya. Kan di dalam tambang itu ada banyak orang, ribuan orang. Semua kan terevakuasi kecuali yang 7 orang yang terperangkap," ujarnya.

Ia menegaskan perusahaan kini fokus pada upaya penyelamatan, bukan pada hitungan kerugian.

"Dan produksi berhenti dari tanggal 8 September sampai dengan hari ini masih berhenti. Kita jadi fokus untuk melakukan penyelamatan dari kelima orang yang masih terperangkap di dalam," kata Tony.

Berbagai alat berat diturunkan, termasuk wheel loader. Tim juga membangun ventilasi buatan, memasang pipa elastis untuk aliran udara, dan menggunakan teknologi pemantauan jarak jauh.

Saat ditanya biaya perbaikan tambang, Tony belum memberi keterangan. "Kami fokusnya masih kepada untuk menemukan mereka dulu. Jadi fokus kami untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi dari yang masih terperangkap di dalam," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau