Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaker Ungkap Penyebab PHK di Indonesia: Karena Daya Saing Industri Kurang

Kompas.com - 07/10/2025, 14:23 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, daya saing industri yang kurang menjadi salah satu penyebab pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia.

Hal itu disampaikan Yassierli saat Peluncuran Masterplan Produktivitas Nasional di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

"Tadi sudah disampaikan bahwa produktivitas menjadi pendorong daya saing industri kita. Kalau saya sering sampaikan, salah satu penyebab PHK adalah karena daya saing (industri) kita yang kurang. Resilience. Daya saing yang kurang itu salah satu faktornya," jelasnya.

Baca juga: Menaker Sebut Kemenkeu Sudah Siap Buka Blokir Anggaran untuk Biayai Magang Berbayar Fresh Graduate

"Faktornya banyak, maka produktivitas dari industri kita juga kemudian kemampuan kita untuk menggunakan resources yang tersedia, kemudian menghasilkan produk, kemudian orang bisa lebih murah, lebih efisien, dan berkualitas lebih baik," lanjut Yassierli.

Ia pun menyinggung soal bonus demografi yang harus sejalan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.

Ke depannya, menurut Menaker, bonus demografi harus sesuai dengan target Indonesia Emas pada 2025.

"Kemudian Bapak dan Ibu, kita juga diingatkan terkait dengan bonus demografi. Bonus demografi ini harus kita sambut, kita songsong agar memberikan value bagi bangsa ini, yaitu dengan tenaga kerja yang berkualitas," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, jumlah pekerja yang mengalami PHK mencapai 42.385 orang pada Januari-Juni 2025.

Jumlah itu diketahui dari rekap data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang diunggah di laman Satudata Kemenaker.

Merujuk pada data di Satudata Kemenaker, jumlah karyawan yang ter-PHK sejak Januari-Juni 2025 paling banyak berada di tiga provinsi.

Tiga provinsi tersebut adalah Jawa Tengah (10.995 orang), Jawa Barat (9.494 orang), dan Banten (4.267 orang).

Kemudian, jika dibandingkan dengan data PHK Januari-Juni pada 2024 lalu, jumlah tahun ini naik 32,19 persen.

Sebagai informasi, jumlah pekerja ter-PHK pada Januari-Juni 2024 sebanyak 32.064 orang.

Baca juga: Peserta Magang Fresh Graduate Dapat Uang Saku Sesuai UMP, Bisa Sampai Rp 5 Juta

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau