JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menghentikan sementara pemberian rekomendasi impor scrap metal atau besi tua.
Langkah ini diambil setelah temuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang mendeteksi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang asal Indonesia.
Kebijakan penghentian sementara itu menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah tengah memperketat pintu masuk bahan baku impor yang diduga menjadi sumber penyebaran kontaminasi radioaktif di dalam negeri.
Baca juga: AS Kembalikan 29 Kontainer Udang Indonesia, Kemenko Pangan Sebut 18 Kontainer Negatif Radiasi Cesium
Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Cs-137, Bara Hasibuan, mengatakan bahwa tanpa adanya rekomendasi tersebut, seluruh proses impor scrap metal otomatis tidak dapat dilakukan.
Rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup menjadi syarat utama dan kunci dalam proses perizinan impor, sehingga pengetatan ini secara efektif menutup sementara jalur masuk besi tua dari luar negeri.
“Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengetatan restrictions terhadap importasi scrap metal. Dalam arti, Kementerian Lingkungan Hidup tidak akan memberikan rekomendasi sementara terhadap importasi scrap metal,” ujar Bara Hasibuan dalam konferensi pers di gedung Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).
“Jadi rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup itu adalah kunci untuk bisa melakukan importasi scrap metal. Kalau Kementerian Lingkungan Hidup tidak memberikan rekomendasi, maka importasi otomatis tidak bisa dilakukan,” paparnya.
Kendati demikian, kebijakan tersebut belum dapat dikategorikan sebagai moratorium permanen untuk impor scrap metal.
Saat ini, pemerintah masih menunggu hasil penelusuran sumber pasti kontaminasi Cs-137 sebelum menetapkan langkah lanjutan.
Bara mengungkapkan bahwa titik kontaminasi sebenarnya sudah lama diidentifikasi.
Namun, bagaimana bahan baku terkontaminasi itu bisa masuk ke fasilitas industri masih dalam tahap penyelidikan.
“Sumber kontaminasi sudah kita identifikasi, sudah lama itu ya. Tapi bagaimana scrap metal yang terkontaminasi itu bisa sampai ke lokasi pabrik PT Peter Metal Technology itu masih kami selidiki,” beber Bara.
Kejadian itu menjadi alarm bagi pemerintah agar lebih ketat melakukan pengawasan terhadap peredaran bahan-bahan berpotensi radioaktif, termasuk isotop Cs-137 yang juga digunakan di sektor medis dan industri.
Hingga saat ini, pemerintah menduga scrap metal terkontaminasi Cesium-137 menjadi salah satu sumber utama penyebaran zat radioaktif yang akhirnya mempengaruhi sejumlah produk makanan, termasuk udang yang ditolak pasar AS.
“Tapi yang penting sekarang ini adalah restriction awal yang kita terapkan pada importasi scrap metal. Yang kami duga itu menjadi salah satu sumber, bahwa scrap metal terkontaminasi itu beredar di Indonesia, sampai kemudian menimbulkan kontaminasi pada produk makanan,” ucapnya.
Baca juga: FDA Perketat Impor Udang dan Rempah Indonesia Usai Temuan Radioaktif
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang