KOMPAS.com - Filosofi investasi Warren Buffett telah menciptakan kekayaan luar biasa selama lebih dari enam dekade.
Ia berhasil mengubah Berkshire Hathaway dari perusahaan tekstil yang hampir bangkrut menjadi salah satu korporasi paling berharga di dunia.
Pendekatannya tidak didasarkan pada algoritma rumit atau upaya menebak arah pasar, melainkan pada prinsip dasar yang bisa dipahami dan diterapkan siapa pun.
Baca juga: 8 Tips Investasi dari Warren Buffett untuk Bangun Kekayaan
Lima rumus penting berikut ini menjadi tulang punggung strategi investasi Buffett, memberikan panduan untuk membangun kekayaan jangka panjang melalui pemilihan saham yang cerdas.
Prinsip-prinsip ini juga ia gunakan untuk mengakuisisi berbagai bisnis besar dan menumbuhkan Berkshire Hathaway menjadi raksasa global.
Simak 5 rumus investasi sukses menurut Warren Buffett seperti dilansir dari New Trader U:
1. Rumus Value Investing: Beli di Bawah Nilai Intrinsik
Di inti strategi Buffett terdapat konsep nilai intrinsik—yakni nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan berdasarkan kemampuannya menghasilkan arus kas sepanjang waktu.
Perhitungan ini jauh melampaui analisis laba saat ini atau nilai buku. Buffett menghitung semua arus kas yang bisa dihasilkan perusahaan hingga masa depan, lalu mendiskon nilainya ke saat ini.
Pendekatan ini ia pelajari dari mentornya, Benjamin Graham, tetapi kemudian ia sempurnakan dengan fokus pada kualitas dan prediktabilitas arus kas di masa depan. Ia menilai posisi kompetitif perusahaan, kualitas manajemen, dan dinamika industrinya untuk memperkirakan kemampuan laba yang berkelanjutan.
Kunci utama dalam rumus ini adalah margin of safety atau batas keamanan. Buffett biasanya hanya membeli saham yang harganya 25–50 persen di bawah nilai intrinsiknya. Jika sebuah perusahaan dinilai layak 100 dollar AS per saham, ia akan menunggu hingga harganya turun ke kisaran 50–75 dollar AS sebelum membeli.
Kesabaran inilah yang menjadi rahasia kesuksesannya—menurunkan risiko kerugian permanen sekaligus membuka peluang keuntungan jangka panjang.
2. Rumus Debt-to-Equity (Rasio Utang terhadap Modal Sendiri)
Pendekatan Buffett terhadap utang sangat sederhana. Ia menghitung rasio utang terhadap ekuitas dengan membagi total liabilitas dengan ekuitas pemegang saham. Buffett lebih suka perusahaan dengan rasio di bawah 0,5.
Menurutnya, perusahaan hebat tidak perlu berutang besar untuk bertumbuh. Perusahaan dengan utang rendah lebih tahan terhadap krisis ekonomi, lebih fleksibel dalam menangkap peluang, dan menghasilkan keuntungan dari kinerja operasional, bukan dari rekayasa keuangan.