JAKARTA, KOMPAS.com – Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Zona Rokan milik PT Pertamina (Persero) mencatat efisiensi energi yang signifikan dengan penghematan mencapai Rp 50 miliar per tahun.
Selain menekan biaya operasional, penggunaan listrik bersih dari tenaga surya ini juga berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon di wilayah operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Koordinator PLTS Rokan, Suadi An’arih Sembiring, menjelaskan bahwa fasilitas energi terbarukan ini menjadi yang terbesar di lingkungan Pertamina Group dengan kapasitas 25,7 megawatt peak (MWp).
Baca juga: Pemerintah Hemat Anggaran, Rp 30 Triliun Dialihkan untuk BLT Tambahan
“PLTS Zona Rokan telah mendukung pengurangan emisi karbon hingga 78.396 ton CO? per tahun, setara dengan penanaman sekitar satu juta pohon,” ujar Suadi dalam keterangan resmi pada Sabtu (18/10/2025).
PLTS tersebut dibangun di tiga lokasi utama: Rumbai, Duri, dan Dumai, dengan total produksi listrik bersih mencapai 76,23 juta kWh per tahun.
Energi tersebut digunakan untuk operasional kantor dan penerangan kompleks perumahan karyawan di wilayah Rokan.
Menurut Suadi, PLTS Zona Rokan adalah salah satu komitmen Pertamina dalam mempercepat transisi energi bersih.
Pembangkit ini dikelola oleh tim operator bersertifikat yang memastikan keandalan pasokan secara berkelanjutan.
Ia menambahkan, kapasitas PLTS akan terus ditingkatkan hingga 55,7 MWp agar dapat mendukung target pengurangan emisi karbon sekaligus mewujudkan swasembada energi nasional.
Sementara itu, Analyst II Governance Relation Pertamina NRE, Arif Mulizar, menuturkan bahwa Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berperan sebagai motor penggerak bisnis energi bersih di Pertamina Group.
Selain di Zona Rokan, Pertamina NRE telah membangun solar panel di hampir seluruh kilang Pertamina. “Energi terbarukan berbasis PLTS sangat cocok dengan kondisi iklim Indonesia. Dengan dukungan insentif yang tepat, investasi ini bisa mencapai nilai keekonomian,” ujarnya.
Arif menegaskan, Pertamina NRE akan terus mengembangkan sumber energi baru terbarukan (EBT) dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia, seperti tenaga surya dan panas bumi.
Baca juga: Hemat Rp 8,2 T dari Hapus Tantiem BUMN, Danantara: Komisaris Kita Dibandingkan Dunia Terlalu Mahal
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang