Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Utang Whoosh yang Membengkak, Indonesia-China Saling Tunggu Langkah

Kompas.com - 22/10/2025, 07:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik utang bernilai jumbo Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kian menghangat. Pemerintah kini berpacu mencari jalan keluar untuk menyelamatkan pinjaman yang membebani moda transportasi kebanggaan Indonesia ini.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan bahwa berbagai opsi penyelesaian masih dikaji bersama pihak-pihak terkait.

Karena itu, pemerintah belum dapat mengumumkan langkah final penyelesaian utang yang menjerat hasil mega proyek kerja sama Indonesia-China tersebut.

“Saya belum bisa menyampaikan secara definitif karena memang masih terus dikembangkan, nanti saja pada saatnya kita akan jelaskan secara terbuka, bagaimana langkah yang diambil,” ujar AHY saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Jubir China Puji Whoosh Sudah Angkut 11,71 Juta Penumpang

Menko AHY resmikan Fasilitasi Proyek Infrastruktur/Infrastructure Project Facility Office (IPFO), Selasa (21/10/2025).KOMPAS.com/SUPARJO RAMALAN Menko AHY resmikan Fasilitasi Proyek Infrastruktur/Infrastructure Project Facility Office (IPFO), Selasa (21/10/2025).
Ia menegaskan, persoalan ini tidak boleh berkembang menjadi polemik antara pemerintah, swasta, maupun BUMN. Seluruh pihak disebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga keberlanjutan operasi kereta cepat pertama di Asia Tenggara agar tetap sehat secara finansial.

“Saya tidak ingin menjadi polemik antara pemerintah, seperti berhadapan-hadapan dengan swasta, dengan Danantara atau BUMN, karena sama-sama kita ingin mencari solusi yang terbaik. Ini arahan dari Pak Presiden, dan saya sedang mengawal isu ini bersama teman-teman yang lain,” papar AHY.

Sejumlah pertemuan telah digelar pemerintah untuk membahas opsi penyelesaian utang Whoosh. Salah satunya berlangsung di Wisma Danantara, yang dihadiri langsung oleh AHY, CEO Danantara Rosan Roeslani, COO Danantara Dony Oskaria, dan CIO Danantara Pandu Sjahrir.

Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak digunakan untuk membayar utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Purbaya menegaskan, penyelesaian utang adalah ranah Danantara.

Baca juga: Polemik Utang Whoosh, China: Kereta Cepat Jakarta–Bandung Tak Hanya soal Angka Ekonomi...

CEO Danantara Rosan P Roeslani memberikan keterangan usai menghadiri Forbes Global CEO Conference di St Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam. Kompas.com/Dian Erika CEO Danantara Rosan P Roeslani memberikan keterangan usai menghadiri Forbes Global CEO Conference di St Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam.
Sementara itu, CEO Danantara Rosan Roeslani, menyatakan pihaknya akan menyelesaikan kajian rencana penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung pada akhir tahun ini.

Menurut Rosan yang juga Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat ini proses kajian untuk penyelesaian utang masih berjalan. Untuk itu dirinya meminta publik menunggu, dan jika proses telah selesai, akan memaparkannya terlebih dahulu ke Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.

"Jadi kami akan presentasikan agar penyelesaiannya komprehensif, bukan yang sifatnya bisa potensi masalah lagi. Enggak. Kami mau komprehensif," kata Rosan Roeslani dalam konferensi pers di Jakarta.

Baca juga: China Bela Whoosh, Sebut Jangan Cuma Lihat Angka

Polemik utang Whoosh bahkan menarik perhatian pemerintah China. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan proyek KCJB tidak bisa hanya dinilai dari sisi keuangan di atas kertas.

"Perlu ditegaskan bahwa, ketika menilai proyek kereta api cepat, selain angka-angka keuangan dan indikator ekonomi, manfaat publik dan imbal hasil komprehensifnya juga harus dipertimbangkan," ucap Guo Jiakun Selasa (21/10/2025).

Ia menekankan kereta cepat ini telah beroperasi selama dua tahun dan melayani lebih dari 11,71 juta penumpang, dengan arus penumpang yang terus meningkat. Ia menilai proyek tersebut telah membawa manfaat ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat di sepanjang jalur yang dilalui.

Baca juga: Bunga Utang Whoosh

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau