Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham BBCA Menguat 4 Hari Beruntun, Simak Rekomendasi Analis

Kompas.com - 22/10/2025, 08:08 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus melaju dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan Selasa (21/10/2025), saham emiten perbankan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini ditutup menguat 7,62 persen ke level Rp 8.475 per saham, dengan nilai transaksi Rp 4,4 triliun.

Katalis positif datang dari kinerja keuangan konsolidasi September 2025 yang tumbuh positif dan aksi serok investor asing dengan nilai jumbo.

Data broker summary menunjukkan, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) jumbo senilai Rp 1,3 triliun di saham BBCA, menjadikannya saham paling banyak dikoleksi asing pada hari itu. Sehari sebelumnya, Senin (20/10/2025), saham BBCA juga naik 5 persen ke Rp 7.875 dengan nilai transaksi Rp 3,1 triliun dan net buy asing sebesar Rp 894 miliar.

Baca juga: BCA Bakal Buyback Saham BBCA Maksimal Rp 5 Triliun

Dengan demikian, saham BBCA telah menguat selama empat hari beruntun sejak akhir pekan lalu. Lonjakan harga ini sejalan dengan rilis kinerja keuangan konsolidasi September 2025 yang menunjukkan hasil positif.

Momentum akumulasi dana asing ke saham BBCA dan penguatan harga sahamnya tidak terlepas dari rilis kinerja keuangan konsolidasi periode sembilan bulan tahun 2025. Laba bersih konsolidasi BBCA tembus Rp 43,4 triliun atau tumbuh 5,7 per year on year (yoy).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 6,9 persen yoy menjadi Rp 85,2 triliun.

Pendapatan bunga BBCA naik 5,2 persen yoy menjadi Rp63,9 triliun, sedangkan pendapatan non-bunga melonjak 12,4 persen yoy menjadi Rp 21,4 triliun. Adapun laba usaha sebelum pencadangan (pre-provision operating profit/PPOP) naik 7,9 persen yoy menjadi Rp57,3 triliun, didukung efisiensi beban usaha yang hanya naik 5% yoy ke Rp28 triliun.

Meski pencadangan meningkat, analis menilai langkah itu justru menunjukkan kehati-hatian manajemen di tengah kondisi makro yang menantang.

Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, menyoroti keberhasilan BBCA menjaga rasio dana murah (CASA) di level tinggi.

“Dana murah (CASA) terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,1 persen yoy, mendorong rasio CASA mencapai 83,8 persen. Sementara itu, biaya kredit (CoC) naik tipis ke 0,6 persen dari 0,5 persen di kuartal sebelumnya, seiring langkah bank memperkuat pencadangan,” tulis Prasetya dalam risetnya, dikutip Rabu (22/10/2025).

Sementara analis KB Valbury Sekuritas Akhmad Nurcahyadi juga menggarisbawahi bahwa kinerja keuangan BBCA masih sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh manajemen terutama dari sisi penyaluran kredit. Selain itu Akhmad juga memberikan apresiasi atas capaian BBCA yang mampu mempertahankan NIM di tengah kondisi biaya dana dan likuiditas perbankan saat ini.

Adapun Victor Stefano analis BRIDanareksa Sekuritas dalam riset terbarunya juga menyoroti fokus manajemen mengarahkan fokus pada ekspansi kredit, optimalisasi dana murah, serta penguatan pendapatan berbasis biaya dan kualitas aset guna menjaga profitabilitas di tengah kondisi suku bunga yang rendah.

Melihat kinerja keuangan BBCA yang positif di sepanjang tahun sampai September 2025, ketiga analis tersebut memprediksi bahwa bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI tersebut dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp 57 triliun di tahun 2025.

Ketiganya juga memberikan rekomendasi beli atas saham BBCA. Samuel Sekuritas mematok target harga untuk BBCA di Rp 9.600. KB Valbury Sekuritas memberikan target harga di Rp 11.080 sedangkan BRIDanareksa Sekuritas mematok target harga di Rp 11.200.

Baca juga: BCA Cetak Laba Bersih Rp 43,4 Triliun Per September 2025, Kredit Tumbuh 7,6 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau