JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik dari mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, soal gaya komunikasinya yang dianggap dapat melemahkan soliditas pemerintah.
Purbaya menjelaskan, gaya komunikasinya yang terkesan blak-blakan dilakukan untuk menjalankan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Presiden, kata dia, memintanya mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
“Jadi sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Itu juga atas perintah Bapak Presiden. Jadi saya tidak berani gerak sendiri,” ujar Purbaya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (27/10/2025).
Baca juga: Dorong Anggaran Belanja Dihabiskan, Purbaya: Saya Butuh buat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5,5 Persen
Ia menegaskan, sikapnya di ruang publik yang kadang mengkritik pejabat lain bukan tindakan spontan.
“Jangan dianggap saya koboy. Saya hanya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus malah,” ucapnya.
Purbaya mengungkapkan, gaya komunikasinya justru berdampak positif terhadap persepsi publik.
Berdasarkan survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah naik pada Oktober 2025 menjadi 113,3 dari 101,5 pada bulan sebelumnya.
Indeks tersebut kembali stabil setelah sempat turun tajam pada Juli–Agustus 2025, ketika terjadi banyak aksi demonstrasi di berbagai daerah.
Baca juga: Setelah Makan Bersama, Purbaya dan Misbakhun Bantah Isu Sedang Ribut
“Ini kemarin waktu bulan Juli, Agustus, September turun terus. Ini terjadi banyaknya demo. Tapi kita lakukan kebijakan yang mungkin bagi sebagian kalangan agak drastis, agak ceplas-ceplos, tapi ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat terhadap pemerintah,” tutur Purbaya.
Ia menambahkan, “Levelnya sekarang sudah stabil lagi. Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat. Kecuali di mata orang itu ya.”
Menurut Purbaya, membaiknya kepercayaan publik beriringan dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
“Ini ada korelasinya. Ketika ekonominya buruk, mereka tidak suka pemerintah, makanya banyak demo besar-besaran. Tapi ketika mulai balik, mereka juga senang kepada pemerintah,” jelasnya.
Baca juga: Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal, Purbaya Bakal Terbitkan Aturan Baru
Sebelumnya, Hasan Nasbi mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang dinilai terlalu sering menyinggung pejabat lain. Menurutnya, pola komunikasi seperti itu berpotensi melemahkan kekompakan pemerintah.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui kanal YouTube pribadinya.
Hasan menilai, perdebatan antarpejabat seharusnya dilakukan secara tertutup agar tidak menimbulkan kesan perpecahan di mata publik.
“Kalau mau baku tikam di ruang tertutup, mau saling koreksi, mau saling marah-marah, mau saling debat, mau tunjuk-tunjukan di ruang tertutup. Tapi kalau di ruang terbuka, kita nanti akan meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah,” katanya.
Ia mencontohkan gaya komunikasi Purbaya saat berdebat dengan kepala daerah terkait dana transfer ke daerah (TKD).
“Misalnya menteri berantem sama gubernur, mungkin hari ini kita melihatnya jadi hiburan. Tapi kalau lama-kelamaan orang akan melihat ini sebagai ketidak-solidan pemerintah,” ucap Hasan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menkeu Purbaya Respons Kritik Hasan Nasbi soal Gaya Komunikasi: Itu Atas Perintah Presiden dan Purbaya Balas Kritik Hasan Nasbi soal Gaya Komunikasinya
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang