Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Kalau Ribut Terus, Mana Ada Wisatawan yang Mau ke Indonesia

Kompas.com - 29/10/2025, 15:12 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan tentang potensi hambatan sektor pariwisata Indonesia yang disebabkan oleh kondisi keamanan yang tidak kondusif.

Presiden bilang, sektor pariwisata saat ini paling banyak menyediakan lapangan pekerjaan.

Namun, jika kondisi keamanan Indonesia tidak terjamin karena masyarakat tidak rukun, wisatawan pun enggan mengunjungi Tanah Air.

"Pariwisata menghasilkan pekerjaan yang paling banyak. Tapi, kalau ribut terus, mana ada wisatawan yang mau ke Indonesia. Hotel-hotel kita akan kosong," ujar Prabowo saat memberikan sambutan usai menyaksikan pemusnahan barang bukti 214,8 ton narkoba di Jakarta, yang disiarkan daring, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Masih Jauh Digapai, Ekonom Beberkan PR Prabowo-Gibran di Tahun Kedua

Ia lantas menyinggung masyarakat Indonesia yang membutuhkan pekerjaan yang layak dan terhormat.

Karenanya, Presiden meminta semua pihak menjaga kerukunan untuk menjamin semua sektor perekonomian berjalan baik.

"Kebencian, kecurigaan, tidak ada gunanya. Rakyat butuh pekerjaan. Rakyat butuh penghasilan yang lebih baik. Meneruskan kebencian, meneruskan dengki, meneruskan kecurigaan. Itu tidak akan membuat rakyat punya pekerjaan. Tidak," tegas Prabowo.

"Rakyat kita butuh pekerjaan yang memadai, yang terhormat. Untuk itu kita harus mendorong semua sektor," lanjutnya.

Di sisi lain, persaingan antarnegara saat ini juga sangat keras.

Prabowo mengingatkan, banyak negara akan senang jika Indonesia rusuh.

Sehingga, Kepala Negara kembali mengingatkan bahwa kemakmuran ekonomi bisa dicapai jika masyarakat bersatu.

"Persaingan antara negara sangat keras. Kalau kita rusuh, banyak negara lain yang senang. Kunci kemakmuran adalah persatuan bangsa. Itu yang diajarkan Bung Karno dan itu terus saya yakini," tuturnya.

Angka Pengangguran Indonesia

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memamerkan angka tingkat pengangguran terbuka Indonesia yang turun menjadi 4,76 persen dan disebutnya terendah sejak krisis ekonomi 1998.

Namun, menurutnya, persentase itu masih tinggi jika diperbandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 287 juta orang.

"Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,76 persen. Ini adalah terendah sejak krisis 1998. Sekali lagi, kita tidak boleh puas karena 4,76 persen dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar," ujar Prabowo dalam sidang kabinet paripurna dalam rangka satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, yang disiarkan daring, Senin (20/10/2025).

"Dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan saksama. Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan. Kita paham, karena itu kita bekerja keras," jelasnya.

Kepala Negara mengingatkan, persoalan pengangguran bukan hanya dialami Indonesia.

Saat ini, dunia juga mengalami permasalahan serupa sebagai akibat dari disrupsi teknologi.

Prabowo bilang, perkembangan teknologi yang sangat cepat harus dicermati semua pihak. Pasalnya, kecerdasan buatan (AI) kini bisa menggantikan tenaga manusia.

Baca juga: Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Sejauh Mana Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tercapai?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau