JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan tentang potensi hambatan sektor pariwisata Indonesia yang disebabkan oleh kondisi keamanan yang tidak kondusif.
Presiden bilang, sektor pariwisata saat ini paling banyak menyediakan lapangan pekerjaan.
Namun, jika kondisi keamanan Indonesia tidak terjamin karena masyarakat tidak rukun, wisatawan pun enggan mengunjungi Tanah Air.
"Pariwisata menghasilkan pekerjaan yang paling banyak. Tapi, kalau ribut terus, mana ada wisatawan yang mau ke Indonesia. Hotel-hotel kita akan kosong," ujar Prabowo saat memberikan sambutan usai menyaksikan pemusnahan barang bukti 214,8 ton narkoba di Jakarta, yang disiarkan daring, Rabu (29/10/2025).
Ia lantas menyinggung masyarakat Indonesia yang membutuhkan pekerjaan yang layak dan terhormat.
Karenanya, Presiden meminta semua pihak menjaga kerukunan untuk menjamin semua sektor perekonomian berjalan baik.
"Kebencian, kecurigaan, tidak ada gunanya. Rakyat butuh pekerjaan. Rakyat butuh penghasilan yang lebih baik. Meneruskan kebencian, meneruskan dengki, meneruskan kecurigaan. Itu tidak akan membuat rakyat punya pekerjaan. Tidak," tegas Prabowo.
"Rakyat kita butuh pekerjaan yang memadai, yang terhormat. Untuk itu kita harus mendorong semua sektor," lanjutnya.
Di sisi lain, persaingan antarnegara saat ini juga sangat keras.
Prabowo mengingatkan, banyak negara akan senang jika Indonesia rusuh.
Sehingga, Kepala Negara kembali mengingatkan bahwa kemakmuran ekonomi bisa dicapai jika masyarakat bersatu.
"Persaingan antara negara sangat keras. Kalau kita rusuh, banyak negara lain yang senang. Kunci kemakmuran adalah persatuan bangsa. Itu yang diajarkan Bung Karno dan itu terus saya yakini," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memamerkan angka tingkat pengangguran terbuka Indonesia yang turun menjadi 4,76 persen dan disebutnya terendah sejak krisis ekonomi 1998.
Namun, menurutnya, persentase itu masih tinggi jika diperbandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 287 juta orang.
"Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,76 persen. Ini adalah terendah sejak krisis 1998. Sekali lagi, kita tidak boleh puas karena 4,76 persen dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar," ujar Prabowo dalam sidang kabinet paripurna dalam rangka satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, yang disiarkan daring, Senin (20/10/2025).
"Dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan saksama. Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan. Kita paham, karena itu kita bekerja keras," jelasnya.
Kepala Negara mengingatkan, persoalan pengangguran bukan hanya dialami Indonesia.
Saat ini, dunia juga mengalami permasalahan serupa sebagai akibat dari disrupsi teknologi.
Prabowo bilang, perkembangan teknologi yang sangat cepat harus dicermati semua pihak. Pasalnya, kecerdasan buatan (AI) kini bisa menggantikan tenaga manusia.
Baca juga: Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Sejauh Mana Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tercapai?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang