BENGKULU, KOMPAS.com - Ratusan orang berkumpul di Taman Budaya, Bengkulu pada Kamis (4/9/2025) malam.
Acara bertajuk "Refleksi Masyarakat Sipil Bengkulu untuk Demokrasi" menyatukan mahasiswa, pengemudi ojek online (Ojol), dan pegiat seni dalam orasi-orasi yang beragam.
Salah satu orasi yang menarik perhatian datang dari Beni Aulia Syaputra, seorang pengemudi Ojol yang mengenakan jaket kebesaran khas profesinya.
Baca juga: Doa Bersama Solidaritas Ojol Bersatu Palangka Raya, Tuntut Keadilan untuk Affan
Dalam suasana hening, Beni menyampaikan orasinya yang menggugah kesadaran akan pentingnya suara rakyat kecil dalam demokrasi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Om swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan," ucap Beni di hadapan ratusan peserta.
Beni menegaskan, pengemudi Ojol adalah saksi perjuangan rakyat kecil yang setiap hari berjuang di jalanan dengan berbagai risiko dan ketidakpastian pendapatan.
Ia menekankan bahwa refleksi malam itu adalah tentang bagaimana demokrasi seharusnya hadir di jalanan, di tengah keringat para pekerja informal.
"Demokrasi bukan hanya soal gedung parlemen atau kursi kekuasaan. Demokrasi adalah ketika kami, rakyat kecil, punya ruang bicara, punya kesempatan untuk sejahtera, dan punya perlindungan dari negara," tegasnya.
Baca juga: Cerita Ojol Pendapatan Turun Pasca-Perusakan Kantor DPRD Kota Cirebon
Beni juga menyampaikan keprihatinannya atas suara pengemudi Ojol yang sering diabaikan.
"Ketika kebijakan-kebijakan perusahaan aplikasi tidak berpihak pada kami, ketika negara seolah menutup mata atas ketidakpastian kerja kami, maka di situlah demokrasi sedang pincang," ungkapnya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Beni menegaskan, mereka tetap memilih jalan damai dan berkomitmen untuk menghidupi keluarga dengan cara yang jujur.
"Perjuangan demokrasi bukan hanya milik aktivis, bukan hanya milik mahasiswa, tapi juga milik kami, para driver ojol yang setiap hari berhadapan dengan kerasnya realitas," tambahnya.
Di akhir orasinya, Beni menyampaikan doa dan janji untuk mengenang para pejuang demokrasi yang telah gugur.
"Demokrasi sejati hanya akan lahir jika suara rakyat kecil, termasuk suara kami, didengar dan dihargai. Karena demokrasi tanpa keadilan sosial, hanyalah ilusi," tutupnya.
Acara ini menjadi momentum penting bagi pengemudi Ojol dan masyarakat sipil lainnya untuk menegaskan keberadaan dan suara mereka dalam perjuangan demi demokrasi yang lebih adil.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini