SEMARANG, KOMPAS.com – Banjir yang melanda Kota Semarang sejak Rabu (24/10/2025) belum juga surut.
Hingga Kamis (30/10/2025), genangan air masih merendam empat kecamatan dan berdampak pada 22.653 kepala keluarga (KK) atau 40.452 jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menjelaskan empat kecamatan terdampak banjir yakni Pedurungan, Genuk, Gayamsari, dan Semarang Timur.
“Ketinggian air mengalami kenaikan pada pukul 01.00 WIB di seputaran wilayah Kecamatan Genuk dan Kecamatan Gayamsari,” kata Endro melalui pesan singkat, Kamis.
Baca juga: Banjir Semarang Telan Korban Jiwa, Riefqie Siswa SD Hanyut di Selokan saat Pulang Sekolah
Menurut Endro, banjir berkepanjangan ini disebabkan oleh sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan tinggi, sehingga air meluap ke area permukiman.
Pantauan Kompas.com di Kelurahan Genuksari, ketinggian banjir mencapai sekitar 70 sentimeter.
Sekolah Dasar Negeri Genuksari 02 tampak sepi tanpa aktivitas belajar, sementara Kantor Kecamatan Genuk juga tidak terlihat melayani publik.
Sejak pagi, warga terlihat beraktivitas di tengah banjir.
Baca juga: Kondisi Jalan Raya Kaligawe Semarang Pagi, Banjir Masih 90 Sentimeter, Banyak Truk Mogok
Anak-anak diantar ke sekolah menggunakan sepeda, sedangkan warga yang bekerja harus menyingsingkan celana karena air setinggi paha orang dewasa menggenang di jalan.
“Di Genuksari total KK terdampak 1.298, total jiwa terdampak 2.588,” ujar Endro.
Kebanyakan warga memilih tetap bertahan di rumah meski air belum surut.
Mereka baru mengungsi ke rumah kerabat jika air mulai merendam perabotan atau tempat tidur, lalu kembali lagi saat air mulai surut.
Baca juga: Tinjau Pengungsian Banjir Semarang, Walkot Agustina: Kami Pastikan Kebutuhan Warga Tercukupi
Salah satu warga, Febriansyah, mengaku banjir di wilayahnya sudah menjadi langganan sejak ia duduk di bangku SMP. Namun, kali ini menjadi banjir terlama yang pernah ia alami.
“Dari SMP langganan banjir, tapi baru ini seminggu lebih. Biasanya 3–4 hari. Ini rumah saya sudah dua kali ditinggikan biar enggak tenggelam,” tutur Febri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang