Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Prodi Pendidikan Kepercayaan, Penjaga Warisan Penghayat Kepercayaan

Kompas.com - 01/11/2025, 07:10 WIB
Muchamad Fatah Akrom,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Semarang menjadi rumah bagi jutaan umat beragama, hal itu ditandai dengan diberikannya predikat kota toleran peringkat ke-3 secara nasional pada Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 yang dirilis Institut SETARA.

Pengakuan ini didasarkan pada kemampuan kota dalam mengelola keberagaman dan mewujudkan kerukunan, di mana kehidupan masyarakat harmonis dan pemerintahnya berkomitmen menciptakan ruang inklusif.

Di balik gedung-gendung tua kota lama yang bersalipan dengan gedung-gedung pencakar langit yang kian banyak, tersimpan cerita perjuangan komunitas penghayat kepercayaan untuk mewariskan warisan nenek moyang.

Baca juga: 29 Warga Buleleng Ubah Status Agama Jadi Penghayat Kepercayaan

Cecep Sri Suryana, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan Aliran Kebatinan Perjalanan asal Cimahi, Jawa Barat, membagikan ceritanya memilih berkuliah di Prodi Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Fakultas Bahasa dan Budaya, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) Semarang.

“Saya memiliki pengalaman pribadi, sewaktu sekolah saya tidak mendapatkan pendidikan Kepercayaan, karena pada waktu itu belum ada guru atau penyuluh Kepercayaan, sehingga saya harus mempelajari Agama lain demi mendapatkan nilai agama,” ungkapnya saat bercerita pada Kompas.com pada Kamis, (30/10/2025).

Baca juga: Inklusi Day di Sumba Timur, Kekuatan Budaya Masyarakat Adat dan Penghayat Kepercayaan Marapu

Dari pengalaman tersebut, Cecep termotivasi untuk menjadi guru bagi murid penghayat Kepercayaan supaya mendapatkan hak untuk mendapatkan pelajaran agama atau kepercayaan sesuai apa yang mereka peluk.

Bagi Cecep, sangat penting bagi generasi muda Penghayat Kepercayaan untuk mendapatkan Pendidikan Kepercayaan yang sesuai dengan apa yang ia yakini.

“Mendapatkan akses pendikan kepercayaan itu penting karena walaupun semua ajaran Kepercayaan itu mengajarkan kebaikan, akan tetapi terdapat beberapa hal yang berbeda dalam melaksanakan atau penanaman ajarannya menyesuaikan dengan ajaran masing-masing,” jelasnya.

Cecep berharap pemerintah juga harus memperhatikan pendidikan bagi penghayat kepercayaan dengan dibukakannya formasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya berharap semoga dibuka PPG untuk penghayat kepercayaan, sehingga setelah lulus kita nanti bisa langsung mengikuti program tersebut supaya kompetensi meningkat dan mendapatkan sertifikat pendidik,” ujarnya.

Dalam proses pembelajaran, meskipun terbatas dan kurangnnya dukungan modul serta minimnya referensi mengenai keberagaman aliran kepercayaan di Indonesia, Cecep mengapresiasi mulai terbukanya pelayanan pemeritah terhadap hak-hak Penghayat Kepercayaan.

"Hingga saat ini puji syukur pelayanan hak-hak bagi penghayat Kepercayaan khususnya dalam bidang administrasi sudah terpenuhi, setelah dikeluarkan putusan Mahkamah Konstitisi Nomor 97/PUU-XIV/2016, masyarakat penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sudah bisa mencantumkan Kepercayaan dalam KTP dan KK, di daerah saya khususnya di Kota Cimahi, pelayanan administrasi tersebut sudah berjalan dengan baik,” ujarnya.

Ia berharap pelayanan juga semakin ditingkatkan di daerah lain, begitu pula juga peningkatan akses pendidikan untuk siswa penghayat kepercayaan di semua tingkatan pendidikan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Regional
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Kilas Daerah
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Regional
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Regional
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Regional
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Regional
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Regional
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Regional
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Regional
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Regional
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Regional
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi 'Ulet' Berkelit Saat Diperiksa
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi "Ulet" Berkelit Saat Diperiksa
Regional
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Regional
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Regional
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau