Dukungan Uni Afrika terhadap kampanye ini dinilai sejalan dengan upaya organisasi tersebut dalam “merebut kembali posisi layak Afrika di panggung global”, kata Haddadi.
Ia menegaskan, Uni Afrika akan mendorong adopsi peta Equal Earth secara lebih luas dan akan membahas langkah-langkah kolektif bersama negara-negara anggotanya.
Meski telah banyak menuai kritik, proyeksi Mercator masih lazim digunakan di berbagai institusi pendidikan dan perusahaan teknologi.
Google Maps, misalnya, beralih dari proyeksi Mercator ke tampilan bola dunia 3D untuk versi desktop pada 2018, tetapi proyeksi Mercator tetap menjadi pilihan default di aplikasi ponsel.
Kampanye Correct The Map juga mendorong organisasi global seperti Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk sepenuhnya meninggalkan Mercator.
Seorang juru bicara Bank Dunia menyatakan, lembaganya telah menggunakan proyeksi Winkel-Tripel dan Equal Earth untuk peta statis, dan secara bertahap mengganti Mercator dari peta daringnya.
Sementara itu, pihak kampanye mengaku telah mengajukan permintaan resmi kepada badan geospasial PBB, UN-GGIM.
Juru bicara PBB menyampaikan bahwa dokumen tersebut akan ditinjau dan dibahas oleh komite ahli setelah diterima.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari kawasan lain. Wakil Ketua Komisi Reparasi Komunitas Karibia (CARICOM), Dorbrene O’Marde, menyebut penggantian peta Mercator sebagai penolakan terhadap “ideologi kekuasaan dan dominasi”.
Baca juga: Diancam Trump Dideportasi ke Afrika Selatan, Elon Musk Bereaksi
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini