GAZA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Kota Gaza dan area sekitarnya terkonfirmasi mengalami kelaparan berdasarkan laporan para ahli ketahanan pangan dari badan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sistem pemantauan kelaparan global, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), menaikkan klasifikasi kelaparan di Gaza ke Fase 5—fase tertinggi dan paling parah.
IPC merupakan inisiatif badan-badan PBB beserta sejumlah LSM internasional. IPC biasanya digunakan pemerintah dan badan-badan internasional untuk mengidentifikasi level kelaparan di seluruh dunia.
Baca juga: Anak-anak Ini Galang Dana Bersihkan Pantai untuk Bantu Anak yang Kelaparan di Gaza
Laporan IPC menyatakan, lebih dari setengah juta orang di Jalur Gaza mengalami kondisi "bencana" akibat "kelaparan, kemiskinan, dan kematian".
Israel mengeklaim laporan IPC itu berdasarkan kebohongan Hamas. Di sisi lain, Israel juga terus membatasi jumlah bantuan yang bisa memasuki Gaza.
Sebelumnya, mereka juga membantah ada kelaparan di kawasan itu. Bantahan ini bertolak belakang dengan laporan lebih dari 100 kelompok kemanusiaan dan saksi mata di lapangan, juga beberapa badan PBB lainnya.
Laporan IPC terbaru ini menyatakan kelaparan di Gaza benar-benar akibat ulah manusia dan respons cepat dan besar sangat dibutuhkan.
Jika tidak, akan ada eskalasi angka kematian akibat kelaparan yang tidak bisa diterima.
Laporan itu juga menyebut kelaparan kali ini sebagai kemunduran paling parah sejak IPC mulai menganalisis kerawanan pangan dan malnutrisi di Gaza.
Ini juga menjadi kali pertama kelaparan terkonfirmasi secara resmi di kawasan Timur Tengah.
Baca juga: Ironi Angola, Negara Kaya Minyak yang Rakyatnya Miskin dan Kelaparan
IPC memprediksi bahwa antara pertengahan Agustus hingga akhir September, kelaparan akan meluas ke Deir Al Balah dan Khan Younis.
Selama periode ini, hampir sepertiga populasi—atau sekitar 641.000orang—diperkirakan menghadapi kondisi parah dalam Fase 5 versi IPC, sedangkan orang yang terjebak di Fase 4 kemungkinan bertambah menjadi 1,14 juta.
IPC tidak dapat mendeklarasikan kelaparan secara resmi. Deklarasi itu biasanya dilakukan pemerintah atau PBB.
Menanggapi laporan itu, kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menyatakan kelaparan itu sebenarnya bisa dicegah. Ia mengatakan, makanan tak bisa masuk ke kawasan Palestina karena penghancuran sistematis oleh Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, "Ketika kata-kata saja tak bisa menggambarkan kehidupan bak neraka di Gaza, ada satu lagi kata tambahan: Kelaparan."