Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Brasil Sita Senjata Perang Rp 39,5 M dalam Penggerebekan Narkoba

Kompas.com - 02/11/2025, 08:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Otoritas Negara Bagian Rio de Janeiro, Brasil, menyita senjata senilai lebih dari 12,8 juta real atau sekitar Rp 39,5 miliar, dalam penggerebekan narkoba besar-besaran terhadap kelompok kriminal bersenjata di dua kompleks favela, Selasa (28/10/2025).

Operasi antinarkoba tersebut menewaskan sedikitnya 117 tersangka dan empat petugas kepolisian, menjadikannya operasi paling mematikan dalam sejarah Brasil, menurut data resmi terbaru yang dirilis pada Sabtu (1/11/2025).

Pemerintah negara bagian juga menyebut penggerebekan itu salah satu penyitaan senjata terbesar dalam satu hari.

Baca juga: Mayat Bergelimpangan di Jalanan Rio de Janeiro, Imbas Penggerebekan Narkoba Brasil

Sebanyak 120 senjata disita, termasuk 93 senapan serbu, amunisi, bahan peledak, narkoba, dan perlengkapan militer lainnya.

"Beberapa senjata berasal dari luar negeri, seperti Argentina, Belgia, Jerman, Peru, Rusia, dan Venezuela. Kami juga menemukan model yang umum digunakan di zona konflik, seperti AK-47 dan FAL," kata Sekretaris Kepolisian Sipil Rio de Janeiro, Felipe Curi, dikutip dari kantor berita AFP.

Menurut Curi, beberapa senjata bahkan milik militer asing. “Kami melihat persenjataan yang khas untuk skenario perang,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak berwenang akan menyelidiki jalur penyelundupan senjata yang digunakan geng kriminal untuk memasukkan persenjataan berat ke Brasil, khususnya ke Rio de Janeiro.

Operasi ini menargetkan Comando Vermelho (Red Command), salah satu geng narkoba tertua dan paling berpengaruh di negara tersebut, yang selama ini dikenal menguasai banyak wilayah di Rio de Janeiro.

Baca juga: Siapa Geng Red Command, Target Penggerebekan Narkoba Brasil yang Tewaskan 119 Orang?

Polisi mengawal para tersangka yang ditangkap dalam operasi penggerebekan narkoba keluar dari favela Vila Cruzeiro, di kompleks Penha, Rio de Janeiro, Brasil, pada 28 Oktober 2025. AFP/MAURO PIMENTEL Polisi mengawal para tersangka yang ditangkap dalam operasi penggerebekan narkoba keluar dari favela Vila Cruzeiro, di kompleks Penha, Rio de Janeiro, Brasil, pada 28 Oktober 2025.
Meski disebut sebagai keberhasilan dalam memberantas “narko-terorisme” oleh Gubernur Claudio Castro, operasi ini juga menuai kritik tajam dari organisasi hak asasi manusia, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan dilakukannya penyelidikan independen.

Keluarga sejumlah korban mengeklaim bahwa eksekusi dilakukan secara sewenang-wenang.

Namun, survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Brasil mendukung operasi tersebut.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga menyuarakan sikap keras terhadap geng kejahatan terorganisir.

Sebelumnya ia dikritik karena dinilai terlalu lunak terhadap kejahatan.

"Kita tidak dapat menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga, menindas penduduk, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di seluruh kota," tulis Lula melalui akun resmi di platform X.

Lula telah mengajukan rancangan undang-undang ke Kongres yang berisi usulan hukuman penjara hingga 30 tahun bagi anggota geng kriminal.

Pada Kamis (30/10/2025), ia juga menandatangani aturan hukum baru untuk memperkuat pemberantasan kejahatan terorganisir di seluruh negeri.

Baca juga: Kondisi Brasil Saat Ini Usai Penggerebekan Narkoba yang Tewaskan 119 Orang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Global
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
Global
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Global
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Global
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Global
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Global
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Global
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Global
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Global
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Global
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
Global
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Global
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Global
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau