Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Jepang Menang Penghargaan meski Ditulis Pakai ChatGPT, Ini Pengakuan Penulis

Kompas.com - 21/08/2025, 13:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Novel Tokyo-to Dojo-to atau Tokyo Sympathy Tower menuai kontroversi usai penulisnya, Rie Qudan mengaku bahwa karya tersebut sebagian dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI).

"Ini adalah novel yang ditulis dengan memanfaatkan sepenuhnya AI generatif," kata Qudan, dikutip dari Smithsonian Magazine.

Meski ditulis menggunakan ChatGPT, novel tersebut memenangkan penghargaan Akutagawa untuk penulis baru atau yang sedang naik daun pada 2024.

Komite penghargaan bahkan memuji novel Tokyo Sympathy Tower sebagai karya praktis tanpa cela.

Tokyo Sympathy Tower berkisah tentang tokoh utama, arsitek Sara Makina, yang ditugaskan merancang sebuah menara di Tokyo untuk menampung para penjahat yang telah dihukum.

Menara itu menjadi representasi dari apa yang disebut salah satu tokoh sebagai "keluasan pikiran luar biasa masyarakat Jepang". Sebab, menara ini akan menampung para pelaku kejahatan sehingga bisa hidup nyaman dan penuh kasih.

Menurut pengakuan Qudan, novelnya itu ditulis berdasarkan inspirasi dari tragedi pembunuhan mantan perdana menteri Shinzo Abe pada Juli 2022.

"Orang yang menembaknya menjadi pusat perhatian di Jepang dan latar belakangnya mengundang banyak simpati dari orang-orang," kata dia.

Baca juga: Saat ChatGPT Jawab Pertanyaan Bagaimana Mengubah 10 Dollar Jadi 1 Juta Dollar

Alasan Qudan bikin novel pakai ChatGPT

Qudan mengaku tidak kecewa dengan hasil karyanya yang dibuat dengan ChatGPT.

Penulis berusia 34 tahun itu bahkan secara terang-terangan mengatakan bahwa sekitar 5 persen tulisan di dalam novelnya merupakan hasil karangan AI.

Bagian cerita yang ditulis menggunakan ChatGPT adalah interaksi antara tokoh dengan AI.

Qudan sendiri mengaku mendapat banyak inspirasi untuk novelnya ketika berinteraksi dengan AI. Dia sadar bahwa AI dapat merefleksikan proses berpikir manusia dengan cara yang unik.

Oleh karena itu, Qudan menyampaikan bahwa penggunaan AI dimaksudkan bukan untuk menipu pembaca, melainkan untuk membantu melihat dampak AI terhadap kehidupan nyata.

Salah satu karakter dalam novelnya merasa iba dengan chatbot ChatGPT yang dikutuk dalam kehidupan hampa yang terus-menerus memuntahkan bahasa atas perintah manusia.

Ironinya, chatbot ChatGPT itu dikisahkan tidak memahami apa arti dari kumpulan kata-kata yang dipotong-tempel saban hari tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau