Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Ada Kasus Keracunan MBG, Sejumlah Siswa MTsN di Gunungkidul Pilih Bawa Bekal dari Rumah

Kompas.com - 04/09/2025, 17:41 WIB
Markus Yuwono,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca dugaan keracunan yang menimpa lima siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Gunungkidul, sejumlah siswa memilih untuk membawa bekal sendiri.

Pihak Kodim 0730/Gunungkidul pun melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Menurut Taufik Febrianto, Guru Bimbingan Konseling (BK) di MTsN Gunungkidul, keputusan siswa untuk membawa bekal sendiri kemungkinan besar disebabkan trauma dan ketakutan yang menyebar di kalangan siswa setelah kejadian tersebut.

Baca juga: Menu MBG Minim, Wadah Saji Ditarik Sebelum Dikonsumsi, Warga Pamekasan Mengeluh

"Kemungkinan pada takut, kemarin kan kabarnya menyebar ke seluruh warga sekolah. Jadi mungkin anak-anak akhirnya takut. Benar-benar (murid) yang terindikasi keracunan bawa bekal sendiri, mungkin orangtuanya khawatir," ujarnya saat ditemui di Wonosari, Kamis (4/9/2025).

Taufik menambahkan bahwa keempat siswa yang sempat dilarikan ke IGD RSUD Wonosari dan seorang siswa yang dirawat di UKS sudah kembali bersekolah.

Namun, satu siswa masih berada di UKS untuk beristirahat karena merasa pusing.

"Alhamdulillah, kelima anak sudah bersekolah pada hari ini," katanya.

Menu yang disajikan pada Rabu (3/9/2025) termasuk telur dan sayur, dengan laporan bahwa telur yang disajikan memiliki bau amis.

Untuk mencegah kejadian serupa, Komandan Kodim 0730/GK Letkol Inf Roni Hermawan melakukan monitoring ke dapur sehat mandiri.

Baca juga: Ditemukan Nasi Goreng Basi, Buah Busuk, dan Susu Kedaluwarsa dalam MBG di SMPN 2 Jombang

Ia memberikan catatan penting terkait mekanisme sterilisasi alat makan dan kebersihan tempat makan.

"Kepala dapur agar senantiasa mengecek terkait dengan sterilisasi," tegas Roni.

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya memperhatikan lubang angin di dapur yang dapat menjadi celah masuknya lalat, serta pengelolaan limbah yang lebih baik.

"Memberikan tempat sampah khusus yang dimasukkan di dalam plastik dan diikat, ditaruh di tempat sampah yang memiliki tutup sehingga tidak menimbulkan bau yang kurang sedap," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel makanan dan muntah dari para siswa.

Hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 7 hingga 14 hari ke depan.

Baca juga: Diduga Keracunan MBG, 4 Siswa MTsN Wonosori Gunungkidul Dilarikan ke RS

"Ini masih dalam proses laboratorium. Sementara, terkendali tidak ada penambahan kasus. Statusnya masih dugaan keracunan," jelasnya.

Sebelumnya, Roni Hermawan menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan mengenai empat siswa yang mengalami keluhan sakit setelah mengikuti program makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (3/9/2025).

Ia mengimbau agar kebersihan menjadi perhatian utama.

"Siswa yang kemarin sakit Alhamdulillah sudah pulang, dan pihak dapur (SPPG) telah mengecek ke rumah sakit. Semua siswa dalam kondisi sudah baik," tutup Roni.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Yogyakarta
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Yogyakarta
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Yogyakarta
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Yogyakarta
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Yogyakarta
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Yogyakarta
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Yogyakarta
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Yogyakarta
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Yogyakarta
Perempuan di Bantul Tertipu dengan Seorang Kenalan di Medsos yang Curi Sepeda Motor
Perempuan di Bantul Tertipu dengan Seorang Kenalan di Medsos yang Curi Sepeda Motor
Yogyakarta
Mobil Cayla Tergencet di Antara Dua Truk dalam Tabrakan Beruntun di Kulon Progo
Mobil Cayla Tergencet di Antara Dua Truk dalam Tabrakan Beruntun di Kulon Progo
Yogyakarta
Gelar Aksi 1.000 Lilin, BEM Amikom Tuntut Usut Tuntas Kematian Rheza Sendy Pratama
Gelar Aksi 1.000 Lilin, BEM Amikom Tuntut Usut Tuntas Kematian Rheza Sendy Pratama
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau