JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, mengatakan jumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini sebanyak 1.063.
Ia memastikan nantinya jumlah perusahaan BUMN akan perlahan-lahan menyusut karena penyatuan perusahaan.
"Agak kaget-kaget kita juga. Karena waktu itu (perusahaan BUMN) bertambah, bertambah, bertambah. BUMN dan anak, cucu-cucunya itu total 1.063 (perusahaan). Ya, terakhir 1.063 perusahaan," ujar Rohan dalam sesi media briefing di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Baca juga: WNA Boleh Jadi Direksi BUMN, Danantara Ungkap Alasannya
"Nanti pelan-pelan akan ada yang menyusut. Kenapa? Karena banyak anak, cucu, cicit perusahaan 1.063. Mungkin yang core-nya (perusahaan inti) cuma 400 sampai 600. Yang lainnya anak, cucu, cicit perusahaan," jelasnya.
Bahkan, Rohan mengungkap, cicit perusahaan BUMN ada yang masih memiliki anak usaha.
Sehingga Danantara merasa heran dari mana perusahaan-perusahaan BUMN bisa mendapatkan ide untuk memiliki banyak anak perusahaan.
Pasalnya, jika perusahaan punya banyak anak usaha tetapi bergerak di bidang yang seragam, maka berdampak kepada persaingan usaha.
"Bayangkan (misalnya ada perusahaan) punya anak perusahaan A, B, C, D, E. Padahal B, C, D, E ini nyuplai-nya ke A. Oke. Kan berarti si E kepada si D ada margin dong. Katakanlah 5 persen. D ke C, margin 5 persen lagi. C ke B juga gitu. C ke A," ungkap Rohan.
"Berapa di atas harganya? Udah 30 persen lebih tinggi dari market. How to compete?" tegasnya.
Sehingga ke depannya, Danantara akan melakukan merger perusahaan BUMN yang punya anak-anak usaha serumpun untuk digabung menjadi satu.
Misalnya, perusahaan yang ada di bawah InJourney (holding BUMN pariwisata dan aviasi) seluruhnya sudah digabungkan.
"Tidak ada lagi Patra Jasa punya hotel. Artinya Patra Jasa di bawah Pertamina kan. Nggak lagi. Hotel semua di InJourney," kata Rohan.
"Rumah Sakit (RS) Pertamina enggak lagi di bawah Pertamina. Masuk ke Indonesia Healthcare (IHC). Pokoknya disatukan sesuai jenis usahanya," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berencana memangkas perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang jumlahnya ada lebih dari 1.000 menjadi hanya 200 perusahaan saja.
Hal itu ia ungkapkan saat berdialog dengan Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr.