Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus Patria Artha Gowa Akui Tak Bisa Batalkan DO, Siapkan Solusi Pindah

Kompas.com - 23/10/2025, 19:13 WIB
Vachri Rinaldy Lutfipambudi

Penulis

GOWA, KOMPAS.com - Pihak Universitas Patria Artha menyatakan bahwa pembatalan drop out terhadap mahasiswa mustahil dilakukan. Meski begitu, kampus menawarkan solusi untuk memudahkan proses perpindahan mahasiswa yang bersangkutan ke kampus lain.

Sebelumnya, mahasiswa Universitas Patria Artha Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, disebut mengalami drop out (DO) setelah mengkritik manajemen birokrasi kampus. Kebijakan ini pun memicu aksi unjuk rasa di Kampus Patria Artha, Jalan Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.00 WITA, Kamis (23/10/2025).

Unjuk rasa baru berakhir setelah pihak kampus mengajak mahasiswa pengunjuk rasa untuk berdialog.

Suhendra, Wakil Rektor Universitas Patria Artha, mengatakan bahwa pembatalan DO tersebut mustahil dilakukan. Meski demikian, pihak kampus akan mempermudah perpindahan mahasiswa yang telah di-DO ke kampus lain.

Baca juga: Ambulans yang Angkut Motor dan TV Ternyata Milik Puskesmas, Dinkes Gowa Beri Sanksi

"Kami akan membantu proses pindah, termasuk kami juga akan membantu mencarikan kampus untuk pindah," kata Suhendra, Wakil Rektor Universitas Patria Artha, Gowa, saat berdialog dengan pengunjuk rasa di ruang rektorat kampus.

Solusi tersebut bisa diterima oleh mahasiswa. Meski begitu, mereka tetap akan mengawal proses administrasi perpindahan rekannya.

Sebelumnya, mahasiswa Universitas Patria Artha Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, disebut DO setelah mengkritik manajemen birokrasi kampus.

Kebijakan ini pun memicu aksi unjuk rasa di Kampus Patria Artha, Jalan Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.00 WITA, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Mahasiswa di Gowa Di-DO Usai Mengkritik Kampus, Unjuk Rasa Memanas

Aksi tersebut sempat memanas saat pengunjuk rasa berorasi di tengah jalan raya. Saat itu, terlihat ada aparat kepolisian yang menghalau untuk melakukan pengamanan. Adu mulut dan saling dorong pun tidak terhindarkan.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga melakukan pembakaran ban bekas di depan gerbang kampus.

Unjuk rasa ini dilakukan untuk menuntut agar Wakil Rektor II dan Dekan Fakultas Teknik dicopot dari jabatannya, lantaran dinilai arogan dalam mengambil kebijakan DO terhadap salah satu mahasiswa yang disebut hanya karena kerap mengkritik manajemen birokrasi kampus.

Baca juga: Viral Ambulans Dinkes Gowa Angkut Motor dan TV, Bupati Janji Beri Sanksi Tegas

Novi Levi, koordinator lapangan, menilai kebijakan DO itu tidak sesuai dengan prosedur karena dilakukan tanpa sepengetahuan rektor. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar kampus memberikan solusi.

"Ada salah satu mahasiswa di-DO karena mengkritik dan ini dilakukan tanpa melalui SOP, karena tanpa sepengetahuan rektor. Ini yang kami tuntut agar pihak kampus mengambil solusi," kata Novi Levi, koordinator lapangan, kepada Kompas.com.

Unjuk rasa ini berakhir setelah pihak kampus mengajak mahasiswa pengunjuk rasa untuk berdialog.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Kilas Daerah
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Regional
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Regional
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Regional
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Regional
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Regional
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Regional
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Regional
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Regional
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Regional
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi 'Ulet' Berkelit Saat Diperiksa
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi "Ulet" Berkelit Saat Diperiksa
Regional
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Regional
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Regional
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Regional
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau