Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Tak Kenal Lelah Wasito Jaga Pesisir Kendal dari Rob, Tanam 1000 Mangrove Sendirian

Kompas.com - 01/11/2025, 10:24 WIB
Slamet Priyatin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Wasito tak bisa menutupi kesedihannya saat berbicara kondisi pantai di Kabupaten Kendal.

Tahun demi tahun, garis pantai terus mundur, dan air laut pasang kini sering masuk ke permukiman warga.

Menurut pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal itu, hal ini dikarenakan abrasi yang semakin parah.

Banyak sawah yang beralih fungsi menjadi rawa. Penyebabnya adalah rob atau air pasang dari laut. Di antaranya, sawah yang ada disekitar Balok, Kendal.

Sawah-sawah di situ, kata dia, diterjang air rob yang datang dari pantai Bandengan. Wasito mengatakan, dirinya sudah pernah meramal kalau abrasi di pantai Kendal tidak cepat-cepat dicegah, tidak sampai tahun 2022 air rob sampai ke Balok, dan itu terbukti.

Baca juga: Abrasi Ancam Pantai Glagah-Congot, Groin Dibangun Lindungi Bandara YIA

“Sekarang saya kembali meramal, jika tidak segera dilakukan konservasi pantai dan membiarkan sawah, tambak beralih fungsi menjadi perumahan atau pabrik, tahun 2030 rob akan sampai di alun-alun Kendal,” ujar Wasito saat ditemui Kompas.com, Kamis (30/10/2025).

“Untuk mengatasi abrasi pantai di Kendal, diperlukan kesadaran dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat,” katanya lagi.

Konservasi pesisir harus dilakukan secara berkelanjutan melalui penanaman mangrove, pembangunan sabuk pantai, dan pengaturan kawasan pesisir yang lebih ramah lingkungan.

Menanam 1000 Pohon Mangrove Sendirian

Bapak 2 anak yang tinggal di desa Kartikajaya Rt.04 RW. 02, Kecamatan Patebon, Kendal ini, menceritakan kalau dirinya tinggal di Kartikajaya sejak menikah dengan gadis pujaannya pada tahun 2002.

Pada tahun 2003, dirinya kemudian diterima bekerja di PSDA pemerintah Kabupaten Demak hingga tahun 2023. Pada tahun 2024, ia mutasi ke pemerintah Kabupaten Kendal, dan ditempatkan di Dinas Lingkungan Hidup.

“Jadi selama 20 tahun, setiap libur akhir pekan, saya bolak balik Demak-Kendal,” ujarnya.

Tinggal di Kartikajaya bersama istrinya, Wasito, mengaku prihatin. Sebab lambat laun, garis pantai semakin mundur. Apalagi ia merasakan kampungnya sering tergenang air rob.

Bahkan pada saat–saat tertentu, ketika air rob tinggi dengan dicampur hujan, air yang masuk ke rumahnya bisa setinggi lutut orang dewasa.

Baca juga: 38 Rumah Hilang dan 214 Terancam karena Abrasi Pantai di Aceh Utara

Wasito saat mengajari mahasiswa merawat bibit mangrove. KOMPAS.COM/DOK.PRIBADIKOMPAS.COM/DOK.PRIBADI Wasito saat mengajari mahasiswa merawat bibit mangrove. KOMPAS.COM/DOK.PRIBADI

Dari situlah, ia kemudian berpikir bagaimana caranya mencegah rob supaya tidak sampai masuk ke daratan atau bahkan ke rumah.

Wasito, kemudian melakukan penanaman mangrove di tanggul pantai.

“Saya mulai melakukan penanaman mangrove sejak tahun 2006. Saya tidak pernah berpikir dapat apa. Yang saya pikirkan, bagaimana caranya supaya air rob tidak naik ke daratan bahkan masuk rumah,” akunya.

Lelaki kelahiran tahun 1973 tersebut, awalnya menanam 1000 pohon mangrove sendirian.

Pohon itu berasal dari kerja keras dirinya melakukan pembibitan.

Ia harus ke bibir pantai, ke rawa–rawa untuk mencari bibit mangrove, yang kemudian ia tanam di plastik.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Kilas Daerah
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Regional
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Regional
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Regional
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Regional
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Regional
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Regional
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Regional
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Regional
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Regional
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi 'Ulet' Berkelit Saat Diperiksa
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi "Ulet" Berkelit Saat Diperiksa
Regional
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Regional
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Regional
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Regional
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau