KOMPAS.com - Warga Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, digegerkan oleh munculnya gumpalan hitam melayang seperti awan pada Jumat (24/10/2025).
Fenomena ini sempat viral di media sosial dan menjadi perbincangan luas warganet.
Kapolsek Patokbeusi, Kompol Anton Indra Gunawa, menyatakan bahwa busa seperti awan hitam tersebut berasal dari aktivitas sebuah pabrik di Karawang.
Baca juga: Fenomena Awan Hitam di Subang, Ini Kata BMKG…
“Benar, pada hari Jumat (24/10/2025) ada busa yang terbawa angin ke wilayah Patokbeusi. Kami sudah mengecek dan busa itu berasal dari salah satu perusahaan di Karawang,” kata Anton, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (30/10/2025).
Ia menegaskan bahwa busa hitam tersebut tidak membahayakan warga.
Berdasarkan hasil pengecekan kepolisian serta konfirmasi langsung kepada perusahaan, ia menyebut, busa hitam itu telah melalui prosedur pengolahan limbah sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Baca juga: DLH Surabaya Ungkap Penyebab Fenomena Ikan Mabuk di Sungai Banyu Urip dan Kalimas
“Kami sudah konfirmasi ke perusahaan bahwa busa itu tidak mengandung zat beracun. SOP pengolahan limbah sudah berjalan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, saat pengecekan ke lokasi kejadian, keberadaan busa hitam tidak berdampak pada lingkungan perairan, misalnya tidak menimbulkan kematian pada ikan.
Anton menyebutkan bahwa perusahaan asal awan hitam itu merupakan industri pengolahan biang gula, bukan pabrik di wilayah Subang.
Menurut Anton, fenomena awan hitam ini baru pertama kali terjadi di wilayah Polsek Patokbeusi.
Baca juga: Asal-usul Busa Hitam Misterius di Subang Terungkap, Ternyata Bukan Fenomena Alam
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat menelusuri sumber busa hitam tersebut.
“Saya sudah minta, kan itu tim ya, kan tidak boleh disimpulkan oleh gubernur. Nanti tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera melakukan pengecekan apa itu,” kata Dedi saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/10/2025).
Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti fenomena ini.
“Kami tindaklanjuti,” ujar Ai melalui WhatsApp, Selasa (28/10/2025).
Ia menambahkan, busa limbah dalam jumlah besar dapat terbang, jika tertiup angin kencang karena massa jenisnya ringan, sehingga gumpalan itu terbawa hingga Subang.
Baca juga: Fenomena Cairan Hitam Misterius di Nganjuk, Warga Sebut Mudah Terbakar