KOMPAS.com — Hilangnya Muhammad Ridwan Sahari (14) dalam insiden ambruknya Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar di Surabaya dan Pamekasan.
Namun, kesedihan itu tak hanya dirasakan keluarga.
Para tetangga serta guru mengaji di kampung halamannya di Jalan Bendul Merisi Jaya Timur, RT 002/RW 012, Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, juga kehilangan sosok santri yang dikenal saleh dan istikamah beribadah.
Baca juga: Cerita di RS Bhayangkara, Ayah Korban Ambruknya Al Khoziny Menatap Nanar Peti Putranya
Ridwan dikenal sebagai anak yang tekun menuntut ilmu agama. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar dan belum mondok di Ponpes Al Khoziny, ia rutin mengikuti pengajian di musala dekat rumahnya.
Musala itu dibangun oleh keluarga Ridwan dan menjadi pusat kegiatan keagamaan warga sekitar. Di tempat itu pula, Ridwan menimba ilmu dari gurunya, Muhammad Naik.
“Pelajarannya di musala kami hampir sama seperti di pesantren. Ada tilawah, nahwu, dan shorof. Jadi ketika Ridwan lulus SD dan masuk pondok, dia tinggal melanjutkan saja,” ujar Muhammad Naik, saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, Sabtu (11/10/2025).
Naik mengungkap, selama libur Maulid Nabi beberapa pekan lalu, Ridwan selalu datang ke musala setiap azan salat fardu berkumandang.
“Setiap ada jamaah, dia pasti ikut berjamaah. Jarang sekali absen,” kenangnya.
Baca juga: Lagi, Dua Santri Asal Bangkalan Jadi Korban Ponpes Al Khoziny, Keponakan Bupati Belum Ditemukan
Bagi sang guru, meninggalnya Ridwan bukan sekadar musibah. Ia meyakini bahwa santrinya wafat dalam keadaan terbaik, di tengah proses menuntut ilmu dan saat menjalankan salat Asar berjamaah.
“Ridwan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Bahkan termasuk mati syahid karena tertimpa reruntuhan dan dalam keadaan beribadah,” ucap Naik dengan suara bergetar.
Ia menjelaskan, dalam ajaran Islam, terdapat lima tanda seseorang meninggal dalam keadaan syahid:
1. Wafat karena tertimpa reruntuhan,
2. Wafat karena sakit perut,
3. Wafat karena penyakit pandemi,
4. Wafat karena tenggelam,