Hernandez menambahkan, loyalitas terhadap Maduro terbangun bukan hanya karena kekuasaan, melainkan juga rasa bersalah kolektif di antara para pejabatnya.
“Mereka tahu, dengan cara tertentu, mereka juga terlibat dalam kegiatan kriminal. Jadi menyerahkan Maduro berarti menyerahkan diri mereka sendiri,” ucapnya.
Senada dengan itu, Michael Albertus, profesor ilmu politik di Universitas Chicago, menyebut bahwa pemimpin otoriter biasanya menciptakan sistem pengawasan untuk memastikan kesetiaan lingkaran dalamnya.
“Pemimpin otoriter selalu mencurigai orang-orang terdekatnya, dan mereka menciptakan sistem pengawasan untuk memastikan kesetiaan,” katanya.
Baca juga: 3 Jet Bomber AS Gantian Dekati Venezuela, Usai B-52 Kini B-1B
Trump menyatakan bahwa operasi militer di Karibia ditujukan untuk memberantas pengedar narkoba dan “narko-teroris.”
Ia mengeklaim, salah satu kapal yang dihancurkan pada 16 Oktober berisi fentanil, narkotika sintetis mematikan.
Namun, klaim tersebut diragukan banyak pihak, mengingat fentanil umumnya diproduksi di Meksiko, bukan di Amerika Selatan.
“Trump hanya meminjam bahasa oposisi Venezuela yang menggambarkan pemerintahan Maduro sebagai rezim kriminal,” ujar Dr Sabatini.
Meski sejak 2020 Departemen Kehakiman AS menuduh Maduro memimpin jaringan perdagangan narkoba, data terbaru dari Drug Enforcement Administration (DEA) menunjukkan bahwa 84 persen kokain yang disita di AS berasal dari Kolombia.
Wilayah Karibia yang saat ini menjadi pusat operasi militer AS juga bukan jalur utama penyelundupan narkoba, yang lebih sering melalui Samudra Pasifik.
Satu-satunya kasus mencolok adalah penangkapan dua keponakan istri Maduro pada 2016 karena mencoba menyelundupkan kokain ke AS. Mereka kemudian dibebaskan lewat pertukaran tahanan.
Baca juga: Kapal Perang AS Tinggal Sejengkal ke Venezuela, Sandar di Trinidad dan Tobago
Logo badan intelijen Amerika Serikat atau CIA (Central Intelligence Agency) di markas CIA di Langley, Negara Bagian Virginia, pada 13 April 2016.Laporan The New York Times menyebutkan bahwa tujuan akhir operasi itu adalah untuk melengserkan Maduro dari kursi presiden.
“Para pejabat Amerika telah menegaskan secara pribadi bahwa tujuan akhir operasi tersebut adalah menggulingkan Maduro dari kekuasaan,” demikian bunyi laporan tersebut.
Saat ditanya apakah CIA diberi mandat khusus untuk menggulingkan Maduro, Trump menjawab singkat, “Pertanyaan itu konyol.”