Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Tembus Pasar AS dan Eropa, Harita Nickel (NCKL) Jalani Audit Terketat di Dunia

Kompas.com - 01/07/2025, 05:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Upaya PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel untuk memperluas pasar ekspor menembus Eropa dan Amerika Serikat makin serius. Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, ini secara sukarela menjalani audit standar internasional ketat dari The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Audit ini sudah dimulai sejak 2023 dan kini memasuki tahap akhir. SCS Global Services, firma independen yang ditunjuk IRMA, melakukan penilaian dalam dua tahap: kajian dokumen sejak Oktober 2024 dan audit lapangan pada April 2025.

"Harita selama ini selalu mengikuti aturan dan standar yang berlaku. Yang berkembang saat ini adalah buyer dari Eropa dan Amerika menginginkan informasi detail tentang rantai pasoknya. Salah satu standar audit yang menjadi acuan mereka adalah IRMA, dengan tingkat transparansi paling tinggi," ujar Deputy Health, Safety, Environment (HSE) Harita Nickel, Iwan Syahroni, melalui keterangannya, dikutip Selasa (1/7/2025).

Baca juga: Strategi Harita Nickel (NCKL) Genjot Laba dan Pendapatan di Tengah Penurunan Harga Nikel

Selama ini, China masih menjadi pasar utama produk Harita Nickel. Namun, meningkatnya permintaan nikel dunia, terutama untuk mendukung produksi baterai kendaraan listrik, membuka peluang ekspor ke negara-negara dengan standar ESG yang lebih ketat.

“Pabrikan global kini banyak yang sudah menggunakan standar IRMA. Maka, kami juga ingin menunjukkan bahwa kami sudah mematuhi standar tersebut,” tambah Iwan.

Audit IRMA mencakup 1.000 aspek dokumen dan praktik lapangan, dan hasil akhirnya akan dipublikasikan secara terbuka di situs resmi IRMA. Penilaian juga melibatkan masukan dari masyarakat lokal, pejabat pemerintah, hingga kelompok masyarakat sipil.

Baca juga: Harita Nickel Cetak Laba Rp 1,66 Triliun Kuartal I-2025, Ditopang Strategi Efisiensi dan Keberlanjutan

Tak hanya IRMA, Harita Nickel juga sedang dalam proses penilaian Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) dari Responsible Minerals Initiatives (RMI). Langkah ini ditempuh agar seluruh aspek rantai pasok perusahaan dapat ditelusuri dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan global.

Menurut Iwan, keterbukaan terhadap audit internasional seperti IRMA tidak hanya berdampak positif bagi reputasi perusahaan, tapi juga menunjukkan wajah pertambangan Indonesia yang transparan di mata dunia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kondisi pertambangan Indonesia cukup baik dan terbuka. Yang menjadi narasumber audit ini bukan hanya kami, tapi juga pihak-pihak yang selama ini kritis terhadap industri tambang,” ujar dia.

Baca juga: Harita Nickel Catat Kinerja Positif di Kuartal III 2024

Halaman:


Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau