Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Di China dan Indonesia, Satu dari Tujuh Orang Tidak Memiliki Pekerjaan

Kompas.com - 07/10/2025, 15:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia menyatakan bahwa generasi muda di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) masih menghadapi tantangan besar dalam memperoleh pekerjaan yang layak.

Dalam laporan terbarunya, East Asia and Pacific Economic Update yang dirilis Selasa (7/10/2025), Bank Dunia mencatat sebagian besar negara di kawasan ini memiliki tingkat ketenagakerjaan tinggi, yakni persentase penduduk usia kerja yang memiliki pekerjaan.

Namun, kondisi tersebut tidak serta-merta menjamin kemudahan bagi generasi muda untuk mendapatkan pekerjaan layak.

Baca juga: Lufthansa Pangkas 4.000 Pekerjaan, Andalkan AI untuk Tingkatkan Efisiensi

“Masalahnya adalah kaum muda kesulitan mencari pekerjaan, terutama di negara-negara seperti China dan Indonesia, satu dari tujuh orang tidak memiliki pekerjaan,” ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, dalam taklimat media di Jakarta seperti dikutip dari Antara.

Bank Dunia juga menyoroti rendahnya produktivitas tenaga kerja di kawasan ini. Lembaga keuangan internasional ini mengungkapkan bahwa banyak negara besar di EAP memiliki tingkat ketenagakerjaan di atas rata-rata global, tetapi produktivitasnya masih tertinggal dari standar dunia.

Kondisi ini berdampak langsung pada rendahnya upah dan kualitas hidup pekerja.

Mattoo mengatakan, peningkatan produktivitas menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh negara di kawasan. Produktivitas yang lebih tinggi berarti upah yang lebih baik dan pekerjaan yang lebih berkualitas. Namun, bagi generasi muda, peningkatan jumlah lapangan kerja juga sangat penting.

Bank Dunia menekankan bahwa reformasi untuk menciptakan pekerjaan yang lebih produktif di kawasan Asia Timur dan Pasifik harus berlandaskan pada tiga pilar utama.

Pertama, peningkatan kapasitas manusia melalui perbaikan layanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta penguasaan keterampilan yang relevan dengan teknologi baru.

Kedua, perluasan peluang ekonomi dengan mendorong investasi di sektor infrastruktur, mulai dari transportasi dan energi hingga digital, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi masuknya perusahaan baru dan terbukanya akses terhadap modal swasta.

Ketiga, koordinasi kebijakan yang efektif agar peningkatan kapasitas manusia dan perluasan peluang ekonomi dapat berjalan seiring dan saling mendukung.

“Penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik merupakan inti dari tantangan pembangunan di kawasan ini. Pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan, tetapi juga memberikan martabat, tujuan hidup dan jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi individu dan keluarga mereka,” tulis laporan tersebut.

Dalam laporan yang sama, Bank Dunia mengidentifikasi lima sektor yang memiliki potensi tinggi dalam penciptaan lapangan kerja sekaligus ketahanan terhadap guncangan global: agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur dan pariwisata.

Baca juga: Kemenaker: Setiap Tahun Ada 10,7 Juta Warga RI yang Butuh Pekerjaan, Belum Termasuk Korban PHK

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau