Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M. M. Gibran Sesunan
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Infrastruktur Strategis (PUKIS)

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Infrastruktur Strategis (PUKIS), Pemerhati Infrastruktur dan Perkotaan, Tenaga Ahli Kepresidenan 2013-2024

Tol Sepi Bikin Rugi, Salah Siapa?

Kompas.com - 09/10/2025, 09:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NEGARA telah membangun infrastruktur secara masif, khususnya dalam sepuluh tahun terakhir. Pembangunan infrastruktur digadang-gadang sebagai fondasi kemajuan yang akan membawa kita pada pertumbuhan dan kesejahteraan.

Salah satu infrastruktur yang paling getol dibangun adalah jalan tol untuk mendukung mobilitas masyarakat serta distribusi logistik.

Menurut Kantor Staf Presiden (2024), pemerintah telah membangun 2.700 kilometer jalan tol baru yang tersebar di seluruh Indonesia selama rentang 2015 hingga 2024.

Pencapaian yang fantastis ini tentunya layak dan perlu diapresiasi. Namun demikian, manfaat yang diharapkan dari pembangunan jalan tol ternyata masih jauh panggang dari api.

Bahkan, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dalam rapat bersama Komisi V DPR RI baru-baru ini, justru mengeluhkan minimnya pengguna pada 21 ruas jalan tol di Indonesia.

Menurut Menteri PU, realisasi volume lalu lintas pada ruas-ruas tersebut bahkan tidak sampai 50 persen dari asumsi dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).

Kondisi ini menyebabkan kerugian yang besar bagi badan usaha jalan tol (BUJT) selaku pengelola karena rendahnya pendapatan serta tingginya biaya operasional dan pemeliharaan.

Menteri PU juga mengakui bahwa masalah ini berimbas pada tidak optimalnya pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM) di jalan tol.

Baca juga: Gaya Koboi Menteri Purbaya: Antara Autentisitas dan Branding Politik

Sejumlah operator lantas berupaya mencari solusi menghadapi situasi besar pasak daripada tiang yang terjadi.

Waskita Karya, misalnya, berencana melepaskan kepemilikan pada sejumlah ruas seperti Jalan Tol Pemalang-Batang dan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.

Jasa Marga bahkan mengambil langkah yang terbilang ekstrem karena berniat mengembalikan konsesi Jalan Tol Manado-Bitung kepada pemerintah.

Masalah-masalah tersebut tentu membuat kita geleng-geleng kepala. Pembangunan infrastruktur yang diharapkan membawa manfaat justru mendatangkan mudarat.

Jalan tol sepi pengguna, membebani pengelola, dan merugikan negara karena manfaatnya tidak terdayagunakan. Pertanyaannya, apa dan siapa yang salah?

Tarif mahal

Penyebab utama sepinya jalan tol adalah tarif yang tinggi. Sebagai gambaran, biaya melintas bagi kendaraan golongan 1 mencapai Rp 1.200 per kilometer di Jalan Tol Manado-Bitung, Rp1.300 di Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung, dan Rp 1.600 di Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar.

Praktis tidak ada lagi ruas jalan tol dengan tarif di bawah Rp 1.000 per kilometer sebagaimana dulu sering digembar-gemborkan pemerintah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau