JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang pameran kerajinan Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC) dengan tema Craft, Culture, Future.
Pameran yang diinisiasi oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) ini menghadirkan lebih dari 800 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia, menempati area seluas 25.000 meter persegi.
Tahun ini, penyelenggara memberi ruang khusus bagi regenerasi pelaku industri kriya melalui 20 stan Youthpreneurs, yakni wirausahawan muda yang menampilkan karya dengan pendekatan desain modern namun tetap berakar pada budaya lokal.
Baca juga: Kisah Usaha Zahra Sulaman, Bangkit dari Pandemi, Menatap Peluang di Inacraft 2025
Ilustrasi UMKM.Produk yang dihadirkan beragam, mulai dari desain interior, busana muslim, hingga kerajinan rumah tangga dengan sentuhan etnik kontemporer.
Selain menonjolkan karya perajin muda, Inacraft 2025 juga menghadirkan berbagai lembaga yang berperan dalam pengembangan UMKM, salah satunya Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Melalui partisipasi di ajang ini, BPDP menampilkan sejumlah mitra binaan dari berbagai daerah untuk memperkenalkan produk berbasis turunan kelapa sawit.
“Bagi Badan Pengelola Dana Perkebunan, ini momentum strategis untuk memperkenalkan bahwa sawit memiliki kebermanfaatan bagi kehidupan kita selama 24 jam, termasuk untuk pengembangan UMKM,” kata Helmi Muhansah, Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP dalam siaran pers, Minggu (12/10/2025).
Baca juga: Inacraft 2025 Bidik Transaksi Ritel Rp 100 Miliar
Helmi menyebut, BPDP membawa mitra dari Aceh dan Malang yang menampilkan berbagai produk turunan sawit, mulai dari kriya, fashion, hingga produk rumah tangga.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya