Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor China Naik Pesat, Didukung Pasar Baru di Tengah Ketegangan Dagang dengan AS

Kompas.com - 13/10/2025, 11:34 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com – Ekspor China melonjak tajam pada September 2025 seiring produsen lokal menemukan pasar baru di luar Amerika Serikat (AS).

Kenaikan terjadi di tengah tensi dagang yang kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif baru untuk produk China.

Data bea cukai yang dirilis Senin (6/10/2025) mencatat ekspor tumbuh 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka ini melampaui proyeksi analis Reuters yang memperkirakan kenaikan 6 persen dan menjadi pertumbuhan tercepat sejak Maret 2025. Pada Agustus, ekspor naik 4,4 persen.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Menguat, Investor Bidik Potensi Perundingan AS-China

Impor juga naik 7,4 persen secara tahunan, tertinggi sejak April 2024, jauh di atas proyeksi 1,5 persen dan pertumbuhan 1,3 persen pada Agustus.

Ekonom senior Economist Intelligence Unit di Beijing, Xu Tianchen, menyebutkan, lonjakan ekspor menunjukkan keberhasilan produsen China memanfaatkan pasar non-tradisional.

“Perusahaan China secara aktif memanfaatkan pasar baru dengan keunggulan biaya relatif barang mereka, itu pasti,” kata Xu.

Ia menambahkan, AS kini menyumbang kurang dari 10 persen dari ekspor langsung China.

“Tarif 100 persen tentu akan menambah tekanan, tetapi dampaknya tidak akan sebesar sebelumnya,” ujarnya.

Perang dagang akibat kebijakan AS 

Trump sebelumnya mengumumkan tarif tambahan 100 persen untuk produk asal China yang masuk ke AS. Kebijakan itu memicu kembali perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Beijing merespons dengan memperketat ekspor logam tanah jarang dan memperluas pengawasan terhadap pengguna semikonduktor.

Baca juga: IHSG Diperkirakan Melemah Awal Pekan, Tekanan Datang dari Tarif Baru Trump ke China

Analis menilai langkah China memperluas pasar ekspor ke Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi strategi memperkuat posisi jelang pertemuan Presiden Xi Jinping dengan Trump akhir bulan ini.

Meski AS tetap pasar utama, kontribusinya terhadap ekspor China terus turun. Negeri itu pernah menyerap lebih dari 400 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.629 triliun (kurs Rp16.574 per dollar AS) barang impor dari China setiap tahun.

Kini Beijing berupaya menjaga nilai ekspor sekitar 19 triliun dollar AS agar tetap menopang target pertumbuhan ekonomi 5 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau