“Kepada psikolog, Raees bercerita kalau dia sering diejek teman kalau ada yang nilainya lebih tinggi,” kata Putri.
Baca juga: Kisah Wilang, Gifted Children Asal Yogyakarta Pernah Jadi Dosen Saat Berusia 8 Tahun
Raees akhirnya meminta pindah sekolah dan kini bersekolah di SD Bhakti Tunas Harapan.
Menurut Putri dan suaminya, Rizqi Bayu Aji (37), kondisi Raees kini jauh lebih baik.
“Di sekolah yang sekarang, dia dapat support system dari teman dan gurunya,” ujar Bayu.
Untuk membantu mengelola emosinya, orang tua Raees memberi ruang ketika ia mulai tantrum.
Mereka juga menyalurkan energinya dengan memberikan soal-soal matematika.
“Kami masih kesulitan bagaimana membatasi emosinya biar stabil,” tambah Putri.
Selain matematika, Raees juga menaruh minat besar pada dunia luar angkasa dan penerbangan.
Di meja belajarnya berjejer miniatur pesawat, dan ia bisa menyebut jenis-jenisnya dengan antusias.
“Paling suka Boeing 747,” ucapnya mantap.
Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, Raees sudah tahu apa cita-citanya kelak.
“Aku pengin jadi pilot,” katanya dengan senyum lebar.
Bagi orang tuanya, perjalanan mendampingi anak dengan kecerdasan di atas rata-rata bukanlah perkara mudah.
Namun, di balik tantangan itu, mereka yakin satu hal: setiap anak berbakat butuh ruang untuk diterima, bukan dituntut sempurna.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang