KOMPAS.com - Wajan antilengket adalah salah satu peralatan dapur yang sangat membantu, terutama saat memasak telur, menggoreng ikan, atau menyiapkan makanan yang mudah lengket di permukaan biasa.
Namun, seiring waktu dan pemakaian rutin, wajan jenis ini kerap mengalami goresan. Pertanyaannya: apakah masih aman digunakan?
Kekhawatiran terhadap wajan antilengket berawal dari bahan kimia PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances) yang digunakan pada produk lama.
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki kaitan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker.
Baca juga: 6 Kesalahan Memasak yang Bikin Rusak Wajan Antilengket
Namun, sejak tahun 2013, banyak negara melarang penggunaan senyawa PFAS pada alat masak. Sejak itu, banyak merek beralih ke teknologi pelapis yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Dengan begitu sebelum membeli wajan antilengket, perhatikan komponen pembuatannya yang biasanya ditempel. Jika masih PFAS, maka jangan beli.
Meskipun tidak berbahaya bagi kesehatan, wajan antilengket yang tergores sebaiknya tidak digunakan lagi. Lapisan yang mengelupas bisa ikut masuk ke dalam makanan.
Ilustrasi wajan antilengket.Selain itu, goresan juga membuat kemampuan antilengketnya menurun drastis. Bahkan, wajan baru pun bisa kehilangan daya antilengketnya hanya dalam waktu satu hingga dua tahun, tergantung dari cara pemakaian dan perawatannya.
Berbeda dengan wajan besi atau stainless steel yang bisa bertahan seumur hidup, wajan antilengket memang memiliki umur pakai yang terbatas.
Kabar baiknya, kamu bisa memperpanjang usia pakai wajan antilengket dengan beberapa kebiasaan sederhana: