Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India dan China Bangun Blok Baru Lawan Tekanan Barat

Kompas.com - 01/09/2025, 13:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: DW Indonesia/Shakeel Sobhan, Wesley Dockery

KOMPAS.com - Pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping menjadi pusat perhatian pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, China.

Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Modi ke China sejak hubungan kedua negara memburuk akibat bentrokan mematikan antara pasukan di perbatasan Himalaya pada 2020.

Dalam sambutan pembuka, Modi menegaskan bahwa hubungan India dan China kini bergerak ke arah yang lebih bermakna, dengan suasana perbatasan yang lebih damai.

Baca juga: Karena Amerika, China dan India Akhirnya Bersatu

Xi, menurut siaran stasiun televisi China CCTV, mengatakan bahwa isu perbatasan tidak seharusnya mendefinisikan keseluruhan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa pembangunan ekonomi seharusnya menjadi fokus utama.

Modi menyatakan, India berkomitmen memperkuat hubungan dengan China berdasarkan rasa saling menghormati, saling percaya, dan sensitivitas terhadap kepentingan masing-masing.

Xi menegaskan kedua negara harus melihat hubungan dari perspektif strategis jangka panjang, terutama karena tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik.

"India dan China adalah mitra, bukan pesaing. Keduanya mewakili peluang pembangunan, bukan ancaman," kata Xi seperti dikutip Xinhua.

Pertemuan berlangsung hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif 50 persen terhadap produk India terkait pembelian minyak dari Rusia. Sejumlah analis menilai kebijakan itu justru bisa mendorong India semakin mendekat ke China.

Baca juga: China-India Sepakat Jadi Mitra, Bukan Saingan

Di sela-sela KTT, Xi juga bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Media pemerintah Rusia menyiarkan video keduanya saling menyapa hangat.

Putin dijadwalkan pula bertemu Modi, pada saat hubungan kedua negara mendapat sorotan global setelah tarif tinggi dari Washington mulai berlaku.

Putin dan sejumlah pemimpin lain diperkirakan tetap berada di Beijing hingga 3 September untuk menghadiri parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga disebut akan hadir.

KTT SCO berlangsung dua hari, 31 Agustus hingga 1 September 2025. Agenda hari pertama banyak diwarnai pertemuan bilateral Xi dengan sejumlah pemimpin negara anggota dan mitra organisasi.

Baca juga: Prabowo Batal Hadiri Parade di China, Fokus Pantau Dinamika Tanah Air

KTT SCO didorong jadi penyeimbang pengaruh Barat

Dalam jamuan makan malam resmi, Xi menekankan bahwa SCO kini memikul tanggung jawab lebih besar menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

"SCO pasti akan memainkan peran lebih besar, memperkuat persatuan antar anggota, menggalang kekuatan Global South, dan mendorong kemajuan peradaban manusia," ujarnya.

Xinhua menyebut, pertemuan kali ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah organisasi. Forum ini beranggotakan 10 negara, China, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus, ditambah 16 negara lain berstatus mitra dialog atau pengamat.

KTT berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif terhadap berbagai negara. Kebijakan itu mendorong banyak negara mencari mitra dagang baru di tengah ketidakpastian arah kebijakan ekonomi Washington.

Sejak berdiri pada 2001, SCO berkembang menjadi forum kerja sama ekonomi dan keamanan. China memanfaatkan forum ini untuk memperluas pengaruh ekonominya, sementara Rusia menjadikannya sarana menjaga hubungan dengan Asia Tengah. Perang di Ukraina membuat Moskow semakin bergantung pada SCO.

Bagi India, forum ini juga memberi panggung penting, terutama setelah hubungan dengan AS kembali tegang akibat kebijakan tarif. Kehadiran Modi di Tianjin menandai kunjungan pertamanya ke China dalam tujuh tahun terakhir.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang turut hadir menegaskan pentingnya multilateralisme, menyebut China sebagai pilar fundamental sistem internasional.

Baca juga: Trump Berbalik Arah, Kini Izinkan 600.000 Mahasiswa China Masuk AS

Rangkaian pertemuan bilateral

Hari pertama KTT juga diwarnai serangkaian pertemuan bilateral. Putin tiba di Tianjin dengan sambutan karpet merah dari pejabat senior China.

Media pemerintah China menggambarkan kunjungan empat harinya sebagai simbol hubungan terbaik sepanjang sejarah, paling stabil, dewasa, dan signifikan secara strategis di antara negara besar.

Dalam wawancara dengan Xinhua sebelum keberangkatan, ia menegaskan Rusia dan China sama-sama menolak sanksi Barat yang dianggap diskriminatif. Ekonomi Rusia sendiri kini berada di ambang resesi akibat perang di Ukraina dan tekanan sanksi internasional.

Turkiye menekankan pentingnya investasi perusahaan China di negaranya serta membahas isu Gaza, perang di Ukraina, dan pembangunan kembali Suriah setelah jatuhnya Presiden Bashar Al Assad tahun lalu.

Menurut Xinhua, Xi menegaskan bahwa China dan Turkiye sama-sama negara besar yang sedang tumbuh dengan semangat independen.

Baca juga: Putin Kecam Sanksi Barat Makin Cekik Ekonomi Rusia Jelang Kunjungi China

Azerbaijan menegaskan komitmen memperkuat kemitraan strategis komprehensif dengan Beijing, termasuk penguatan jalur transportasi internasional Trans-Kaspia yang menghubungkan barang-barang China melalui Azerbaijan serta kerja sama energi dengan memanfaatkan cadangan gas alam.

Beijing juga menegaskan dukungan terhadap rencana Azerbaijan bergabung sebagai anggota penuh SCO.

Pada 2023, Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya etnis Armenia, sementara China sebelumnya telah mengakui wilayah itu sebagai bagian dari Azerbaijan.

Dukungan Baku terhadap prinsip Satu-China, termasuk pengakuan Taiwan sebagai bagian dari wilayah China, memperkuat kedekatan kedua pihak.

Armenia di sisi lain mengumumkan peningkatan status hubungan dengan Beijing menjadi kemitraan strategis.

Baca juga: India Dihajar Tarif AS, Modi Bela-belain ke China Minta Dukungan Xi Jinping

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyebut langkah ini akan membuka peluang kerja sama baru. Kedua pihak sepakat memperdalam kolaborasi Belt and Road, memperluas konektivitas, serta pertukaran di bidang pendidikan, teknologi, budaya, dan pariwisata.

Yerevan menegaskan komitmennya pada prinsip satu-China, sedangkan Beijing menyatakan mendukung Armenia untuk memperluas peran di SCO.

Taiwan sendiri tetap memerintah dengan pemerintahannya sendiri meski dianggap Beijing sebagai provinsi, dan Presiden Taiwan William Lai berulang kali menegaskan kedaulatan negaranya.

Artikel ini pernah tayang di DW Indonesia dengan judul: KTT SCO: India dan China Bangun Blok Baru Lawan Tekanan Barat.

Baca juga: UMKM China Ketar-ketir, Iuran Jaminan Sosial Pekerja Akan Dibebankan ke Pengusaha

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Global
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau