Kondisi sang ibu sempat kritis akibat pendarahan hebat karena rahim yang membesar, tetapi berangsur stabil di ruang perawatan intensif.
Demi menangani kelahiran berisiko tinggi itu, klinik mengerahkan sekitar 30 tenaga medis khusus.
Sementara itu, di Mali, sang suami, Adjudant Kader Arby, hanya bisa mendengar kabar bahagia dari jauh.
Ia mendampingi putri mereka di rumah, namun tidak bisa menutupi rasa harunya.
“Saya sangat bahagia, istri dan sembilan bayi saya baik-baik saja. Semua orang menelepon, bahkan presiden menelepon saya,” ujarnya penuh syukur.
Baca juga: Siapa Komjen Dedi Prasetyo, Wakapolri Baru yang Pernah Raih Rekor MURI?
Setahun setelah mencatatkan sejarah, sembilan bayi kembar asal Mali merayakan ulang tahun pertama mereka pada 4 Mei 2022.
Lahir prematur pada usia kandungan 30 minggu melalui operasi caesar, nonuplet (peristiwa langka kelahiran sembilan bayi sekaligus) ini tak hanya mengejutkan dunia medis, tetapi juga resmi diakui Guinness World Records sebagai kelahiran terbanyak yang bertahan hidup dalam satu persalinan.
Sebelumnya, rekor serupa dipegang Nadya Suleman dari Amerika Serikat, yang melahirkan delapan bayi pada 2009.
Kini, sembilan buah hati pasangan Halima Cisse dan Abdelkader Arby telah tumbuh aktif.
“Mereka semua sudah merangkak, beberapa bisa duduk, bahkan ada yang mulai berjalan sambil berpegangan,” ujar Abdelkader dikutip dari laman resmi Guinnes World Records (4/5/2022).
Baca juga: 5 Kapolres Baru di Jateng Mutasi Polri 2025: Ada Polwan dan Pemegang Rekor MURI
Meski mengakui mengasuh sembilan bayi bukan hal mudah, ia merasa bahagia melihat kesehatan anak-anaknya terjaga.
Keluarga besar saat itu masih berada di Maroko, menempati apartemen khusus yang disediakan klinik tempat mereka dilahirkan.
Perawat berjaga setiap hari untuk mendampingi Cisse merawat anak-anaknya, sementara pola makan ketat diterapkan demi memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Perayaan ulang tahun pertama mereka berlangsung sederhana, hanya dihadiri beberapa perawat dan tetangga apartemen.