Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Bangun Pabrik Obat Plasma di Karawang, Danantara Teken MoU dengan Perusahaan Korea

Kompas.com - 01/11/2025, 10:17 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Danantara Indonesia menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan kesehatan asal Korea Selatan, SK Plasma Co., Ltd dan anak usahanya PT SKPlasma Core Indonesia pada Jumat (31/10/2025).

MoU yang diteken di Jakarta ini bertujuan memperkuat ketahanan kesehatan melalui pengurangan ketergantungan pada impor dan meningkatkan kemandirian layanan kesehatan di Indonesia.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, mengatakan sektor kesehatan menjadi fokus investasi karena pemerintah ingin mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Baca juga: Prabowo Mau Pangkas 1.000 BUMN Jadi 200, Bagaimana Nasib Pegawainya? Ini Kata Danantara

“Salah satu strategi investasi kami berfokus pada penguatan ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor, khususnya di sektor-sektor utama seperti layanan kesehatan," ujar Pandu dalam rilis resmi Danantara, Jumat (31/10/2025).

"Melalui kolaborasi antara keahlian teknis SK Plasma dan investasi dari Danantara Indonesia, kami berupaya meningkatkan kualitas perawatan pasien serta berkontribusi dalam menyelamatkan nyawa melalui terapi yang inovatif dan berstandar global," katanya.

SK Plasma sendiri merupakan pemimpin global dalam produk obat derivat plasma (PODP) yang memproduksi terapi penting bagi penyakit langka dan kondisi kritis.

Pandu menjelaskan, PODP adalah obat-obatan yang dibuat dari plasma manusia melalui proses yang disebut fraksinasi.

Terapi PODP berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit serius, bahkan mematikan, di mana banyak pasien tidak memiliki alternatif pengobatan yang efektif.

"Sebelumnya, Indonesia mengimpor keseluruhan kebutuhan PODP, sehingga pasokan dan aksesnya terekspos risiko eksternal. Untuk mengatasi hal ini, Danantara Indonesia dan SK Plasma berupaya mendirikan dan meningkatkan kemampuan manufaktur serta kapabilitas produksi lokal PODP, dimulai dengan fasilitas di Karawang, Jakarta Barat, yang akan selesai konstruksi pada tahun 2026," jelas Pandu.

Pandu melanjutkan, Danantara Indonesia meyakini bahwa sistem kesehatan yang kuat dan mandiri akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, karena investasi di sektor ini mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan biaya kesehatan bagi jutaan masyarakat.

Dalam setahun ke depan, pihaknya akan berfokus pada tiga area utama di sektor kesehatan: layanan kesehatan, manufaktur, dan inovasi.

CEO SK Plasma, Kim Seung-joo, mengatakan pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan negara-negara yang membutuhkan pelokalan obat-obatan esensial guna berkontribusi dalam peningkatan infrastruktur kesehatan di seluruh dunia.

"SK Plasma melalui PT SKPlasma Core Indonesia sedang membangun fasilitas fraksionasi plasma yang akan memungkinkan Indonesia memproduksi produk obat derivat plasma (PODP) secara lokal, mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor, sekaligus mendorong transfer teknologi dan pengembangan tenaga kerja," jelas Seung-joo.

Baca juga: Ungkap Rencana Merger BUMN, Danantara: Ada 1.063 Perusahaan, Nanti Pelan-pelan Menyusut

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau