Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Beradik Penambang Batu Manual di Ponorogo Tewas Tertimbun Longsor

Kompas.com - 06/09/2025, 23:21 WIB
Sukoco,
Krisiandi

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Dua penambang batu kakak beradik, Tukimun (44) dan Sarno (50), warga Desa Biting, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tewas setelah tertimbun longsor saat bekerja di bantaran Sungai Dung Gamping pada Jumat sore (5/9).

Keduanya sedang menambang batu secara manual bersama Leri Windaryanto (36).

Mujiono, seorang saksi mata, menjelaskan bahwa ketiga penambang tersebut berusaha menarik bongkahan batu yang menempel pada tebing setinggi empat meter.

Baca juga: Sopir Truk Kabur Usai Tabrak Motor di Puncak Bogor, Seorang Perempuan Tewas

Namun, saat mereka menarik batu besar tersebut, tiba-tiba batu itu runtuh disertai longsoran pasir bercampur batu dari atasnya.

"Batu itu langsung menimbun tubuh Tukimun dan Sarno. Leri sempat berusaha menyelamatkan diri. Ia berhasil lolos, tetapi mengalami luka di kaki serta shock," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Warga yang mendengar teriakan segera berbondong-bondong ke lokasi untuk melakukan evakuasi secara manual menggunakan cangkul, karena tidak ada alat berat yang tersedia.

Proses pencarian berlangsung lebih dari satu jam.

Baca juga: Tambang Batu Padas yang Longsor dan Sebabkan 3 Orang Tewas di Asahan Ternyata Ilegal

Setelah menggali tumpukan pasir dan batu dengan hati-hati, warga akhirnya menemukan tubuh kedua korban dalam posisi tertelungkup.

“Kejadiannya sekitar pukul setengah lima sore. Korban selamat minta tolong, lalu warga berdatangan dan mencoba mengevakuasi dua korban,” imbuh Mujiono.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, yang dihubungi terpisah, menyatakan bahwa tim Satreskrim telah mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari hasil penyelidikan, polisi memastikan bahwa kejadian ini merupakan murni kecelakaan kerja.

Baca juga: Ibu dan 2 Anak Tewas di Kontrakan Bandung, Tetangga Sebut Orang Asing Sering Cari Suami Korban

“Tidak ada indikasi tindak pidana. Tambang batu ini digarap manual oleh warga tanpa alat berat. Dua korban meninggal dunia, satu lainnya luka ringan. Proses evakuasi memakan waktu sekitar dua jam,” jelas Imam.

Keluarga korban yang mengetahui kecelakaan tersebut menolak dilakukan otopsi.

Mereka menerima peristiwa ini sebagai musibah dan ikhlas atas kepergian dua kakak beradik tersebut, serta langsung menguburkan korban.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Surabaya
Grafiti Provokatif 'Police Killed People' Muncul di Kota Pasuruan
Grafiti Provokatif "Police Killed People" Muncul di Kota Pasuruan
Surabaya
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Surabaya
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Surabaya
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Surabaya
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Surabaya
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Surabaya
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Surabaya
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Surabaya
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Surabaya
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Surabaya
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Surabaya
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Surabaya
Gunung Semeru 4 Kali Erupsi Beruntun pada Senin Pagi, Letusan Asap 800 Meter
Gunung Semeru 4 Kali Erupsi Beruntun pada Senin Pagi, Letusan Asap 800 Meter
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau